Refleksi Atas Tragedi UMSU
Refleksi Atas Tragedi UMSU | Referensi terbaru di 2017 via web Pengertian dan Arti Kata. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Pengertian dan Arti Kata. Artikel ini di beri judul Refleksi Atas Tragedi UMSU. Konten ini untuk anda pembaca setia https://pengertiandefinisi-kata.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Refleksi Atas Tragedi UMSU terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Pengertian dan Arti Kata dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Pengertian dan Arti Kata di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Refleksi Atas Tragedi UMSU di bawah ini dari situs web Pengertian dan Arti Kata.
Kabar duka kembali di dunia pendidikan kita. Kali ini, kasusnya merupakan pembunuhan yng di lakukan oleh seorang mahasiswa terhadap dosennya sendiri. Adalah Nur Ain Lubis, dosen Fakultas Keguruan serta Ilmu Pendidik (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yng Perlu kehilangan nyawa di tangan mahasiswanya sendiri yng bernama Roymardo Sah Siregar pada Senin (2/5/2016) sekitar pukul 15.00 WIB yang dengannya beberapa tusukan di lehernya.
Peristiwa semisal itu sungguh memiriskan serta mencoreng dunia pendidikan kita. Seseorang yng sudah berjasa memberikan ilmu serta pengetahuannya, bahkan dibalas yang dengannya hal tidak baik semisal itu. Ibarat peribahasa air susu dibalas yang dengannya air tuba.
|
Dosen UMSU (kiri) via kompas.com |
Dari berita yng saya baca di beberapa media, pembunuhan itu di lakukan lantaran kekesalan serta emosi si mahasiswa sudah mencapai puncaknya. Gara-gara Suka dihukum serta dimarahi waktu kuliah, si mahasiswa terasa tak terima serta menyimpan dendam kepada dosen yang telah di sebutkan. Puncaknya, si mahasiswa melakukan aksi pembunuhan terhadap dosen itu.
Ada tidak sedikit sisi yng mampu kita genakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melihat, kenapa hal ini hingga terlaksana. Apabila ditinjau dari sisi psikologis, boleh disebut kalau mahasiswa itu belum dewasa, ataupun mungkin memanglah salah satunya orang yng sensitif. Kedisiplinan, yng sebetulnya ingin diterapkan oleh si dosen kepadanya yang dengannya tujuan yng positif, bahkan direspon yang dengannya rasa kesal serta jengkel. Tidak cuma itu, peringatan si dosen kepadanya bahwasanya andaikan ia tak mau merubah sikap serta perilakunya, maka ia terancam tak lulus mata kuliahnya, pun menjadi satu dari sekian banyaknya motif pelaku bagi atau bisa juga dikatakan untuk membunuh korban.
Ini menjadi pelajaran, sekalian peringatan bagi kita menjdai mahasiswa serta para dosen. Dunia kampus merupakan dunia yng Amat heterogen. Tidak seluruh mahasiswa berlatar belakang serta berkarakter percis. Tidak cuma di kampus umum, namun pun kampus yng berbasis keislaman semisal STAIN, IAIN, serta UIN.
Dengan kondisi usia yng masih muda yang dengannya jiwa yng penuh gejolak, proses pembelajaran yng dipakai pun tentunya berbeda yang dengannya usia anak sekolah. Dan menjdai mahasiswa, memanglah kita belajar bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertanggung jawab. Berani memutuskan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi mahasiswa telah seharusnya siap yang dengannya segala tuntutan serta konsekuensi yng ada.
Kita hidup serta mengenyam pendidikan di tanah yng menjunjung tinggi nilai-nilai etika serta kemanusiaan. Pun juga dalam proses belajar mengajar, antara pendidik serta peserta didik, masing-masing Perlu tau hak serta kewajibannya demi mencapai tujuan yng diharapkan agar bisa dicapai secara optimal.
Dari peristiwa ini, tidak butuh kita mencari siapa yng lebih pantas bagi atau bisa juga dikatakan untuk disalahkan. Yang butuh kita lakukan merupakan memetik pesan yang tersirat serta pelajaran dan mencoba bagaimana agar peristiwa serupa tak terulang kembali.
Sebagai seorang pendidik, kita tak boleh seenaknya main ancam serta marah-marah kepada peserta didik disaat ada sesuatu darinya yng kita rasa salah serta butuh perbaikan. Memang hal itu Amat sulit bagi atau bisa juga dikatakan untuk di lakukan. Jadi pendidik itu memanglah berat. Tidak cuma bermodalkan pintar saja, namun pun ketekunan, kesabaran, serta kepekaan terhadap masing-masing peserta didik.
Dosen yng menjadi korban pembunuhan itu memanglah terkenal menjdai dosen yng cukup disiplin. Dan sebetulnya, di kampus mana pun saya yakin ada tipe dosen semisal beliau. Sialnya, dosen yng menerapkan disiplin tinggi memanglah malahan umumnya tak disukai para mahasiswa. Jelas, mahasiswa pada biasanya beranggapan bahwasanya kuliah tak seharusnya lagi disamakan yang dengannya sekolah yng Perlu serba disiplin, mulai dari disiplin waktu hingga yang dengannya cara berpakaian.
Beruntung bila mahasiswa masih diberi pilihan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memilih dosen lain sekiranya ada dosen yng dirasa menyulitkan serta tak cocok bagi orang-orang. Tapi kalau tak ada pilihan lain bagaimana? Yah, memanglah telah nasibnya,hahaha Harus diterima yang dengannya lapang dada.
Sesebel serta sejengkel apa pun kita percis dosen, jangan hingga melakukan kekerasan, malah hingga pembunuhan semisal yng di lakukan oleh mahasiswa UMSU itu. Bagaimanapun pun, yng namanya belajar itu tidak sedikit tantangan serta rintangannya.
Memang di sayangkan, aspek spiritual serta emosional seolah tidak lagi tersentuh disaat telah berada dalam dunia mahasiswa, serta yng menonjol merupakan sisi ilmiah akademik serta intelektualitas. Kalaupun ada, porsinya Amat tidak banyak. Hal ini dipengaruhi juga oleh konsep pembelajaran yng dipakai dalam dunia perkuliahan yng notabene mempergunakan konsep andragogi ataupun pendidikan orang dewasa.
Soal etika, moral, serta akhlak, dianggap menjdai bagian dari pengalaman di mana mahasiswa sudah mempunyai bekal yng cukup akan hal itu. Padahal, kenyataannya tak semisal itu. Sebab, orang-orang berasal dari latar belakang pendidikan, sosial, keluarga, serta kondisi ekonomi yng berbeda-beda yng ikut berkontribusi membentuk watak serta karakternya.
Terus, intinya apa? Saya sendiri pun gundah apa kesimpulannya.hahaha yng terang, kita yng era ini berperan menjdai siswa, mahasiswa, guru, serta pun dosen, Perlu mengambil peristiwa itu menjdai bahan refleksi agar peristiwa semisal itu tak terulang kembali. Sebagai mahasiswa, kuliah itu bukan sekedar ijazah, gelar, ataupun hal-hal yng berhubungan yang dengannya intelektualitas saja. Tapi, kita pun Perlu menjunjung tinggi nilai-nilai humanisme baik yng diajarkan oleh agama maupun budaya. Begitu juga yang dengannya dosen, tak seharusnya berbuat sewenang-wenang terhadap mahasiswanya. Intinya, antara dosen serta mahasiswa Perlu terjalin simbiosis mutualisme yng darinya tercipta suasana pembelajaran serta jalinan emosional yng positif nan kondusif. wallahu a'lam... Ahmad Mujib
Rabu, 04 Mei 2016 Pendidikan
Source Article and Picture :
http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/05/refleksi-atas-tragedi-umsu.html
Seputar Refleksi Atas Tragedi UMSU
Terima kasih telah membaca Refleksi Atas Tragedi UMSU. Semoga pos dari situs web Pengertian dan Arti Kata berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Pengertian dan Arti Kata. Silakan berbagi ulasan Refleksi Atas Tragedi UMSU tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Pengertian dan Arti Kata melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Pengertian dan Arti Kata untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Refleksi Atas Tragedi UMSU yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Pengertian dan Arti Kata di bawah. Demikan dan sekian tentang Refleksi Atas Tragedi UMSU. Dan Assalamualaikum pembaca Pengertian dan Arti Kata.