Cara Mendidik Anak yang Baik dan Benar Menurut Ajaran Islam

- 08.18

Cara Mendidik Anak yang Baik dan Benar Menurut Ajaran Islam

 
Anak adalah amanah dari Allah SWT yang Perlu mendapatkan perhatian secara serius dari orang tuanya, utamanya masalah pendidikan orang-orang. Ini bertujuan agar kelak anak menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Menanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti yang luhur Perlu di lakukan oleh orangtua sedini mungkin sejak berada dalam lingkungan keluarga, agar nantinya orang-orang menjadi generasi penerus bangsa dan agama yang mempunyai kualitas, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia. Sehingga yang dengannya bekal yang telah di sebutkan, orang-orang sanggup mengatasi tantangan ke hidup-an zaman yang makin hari makin kompleks.

Saat ini kita Perlu terasa prihatin yang dengannya begitu banyaknya kasus yang menimpa generasi muda bangsa kita, di usia yang masih belia, malah masih berada pada kategori anak-anak, orang-orang melakukan perilaku-perilaku yang tak cuma pada taraf “kenakalan” anak dan remaja pada biasanya, namun telah lebih jauh menjerumus pada tindak kriminal. Padahal kita tahu bahwasanya orang-orang merupakan generasi penerus perjuangan kita.Generasi yang akan menjadi bagian dari potret bangsa Indonesia di masa mendatang.
Kenyataan di atas Perlu kita respon secara serius. Kalau tak, kasus-kasus kenakalan yang mengarah pada tindak kriminalitas akan terus meluas.Sudah saatnya, kita kembali pada konsep ajaran Islam wacana pendidikan anak yang memandang anak menjdai amanah Allah yang Perlu di awasi, diperhatikan, dan dididik yang dengannya kesungguhan hati.Saat saat ini, tantangan yang dihadapi para orang tua dalam mendidik anak Amat besar dan berat. Mendidik anak ibarat menggiring domba ditengah kawanan serigala, tidak banyak saja kita lengah , habislah domba itu dimangsa oleh si serigala.

Sebuah ungkapan mengatakan, anak-anak merupakan peniru yang ulung. Ungkapan ini benar adanya, bahwasanya anak-anak cenderung mencari model bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditiru dan dijadikan idola, orang-orang Amat gampang terpengaruh oleh lingkungan, tayangan,sahabat, dan orang-orang yang orang-orang jumpai. Dalam proses meniru, anak-anak mengabaikan pertimbangan nilai dan moral, karena orang-orang belum cukup mempunyai pengetahuan wacana hal yang telah di sebutkan. Maka dari itu, para orang tua Perlu benar-benar berhati-hati dalam memilih figur-figur yang menjadi pilihan anak-anak.
Teladan yang baik dari orang tua dan lingkungan sekitarnya Amat penting bagi anak, mengingat kondisi anak yang cenderung ingin meniru setiap perilaku yang dilihatnya. Sementara itu meraka belum mengerti wacana konsep baik dan tidak baik. Maka dari itu, orang tua menjdai orang terdekat yang dengannya anak Perlu selalu memperhatikan etika dan moral agama dalam mendidik anak-anaknya.
Rasulullah SAW bersabda,
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrahnya. Keduanya orang tuanyalah yang menjadikannya menjdai Yahudi, Nashrani ataupun Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menjelaskan bahwasanya setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah ataupun suci, adapun ia akan menjadi seorang Yahudi ataupun Nasrani ataupun Majusi bergantung perankedua orang tua dalam mendidik dan mempengaruhinya. Dengan kata lain, orang tualah yang memegang kendali berupa tanggung jawab dalam mendidik dan menjadikan anak menjdai pribadi yang beriman ataupun bahkan sebaliknya. Orang tua merupakan pemimpin bagi anak-anaknya, di maka kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Dalam konteks pendidikan anak dalam islam, para ulama sudah memberikan tatacara mengenai kewajiban orang tua dalam mendidik anak. Pertama kali yang Perlu ditanamkan kepada anak merupakan pendidikan wacana dasar-dasar islam yaitu akidah dan tauhid, yang dengannya mengenalkan anak-anak kepada Allah SWT menjdai Tuhannya, dan menanamkankepada anak-anak wacana nilai-nilai ketuhanan.
Dalam hal ini, proses pengajaran dan internalisasi nilai-nilai di atas tak Perlu yang dengannya pemberian materi pelajaran yang bersifat formal, namun bisa secara langsung memasukkannya ke dalam budaya dan kebiasaan sehari-hari. Misalnya yang dengannya mengajarkan dan mencontohkan bacaan basmalah dan hamdalah dan doa-doa pendek sebelum dan sesudah mengerjakan segala sesuatu yang baik dalam segala aktivitas kesehariannya.
Di samping internalisasi nilai-nilai ketuhanan sebagaimanatersebut diatas, pendidikan yang Perlu ditanamkan sejak dini kepada anak merupakan pendidikan wacana kesadaran dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Allah Swt.
Dalam hal ini, Rasulullah SAW. bersabda:
“Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jiak mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah (dengan pukulan yang tidak membahayakn) jika tidak mau melaksanakannya. Kemudian pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR.Al-Hakim)
Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahwaorang tua bertanggung jawab terhadap anaknya wacana kewajiban-kewajibannya. Saat anak-anak sudah mencapai usia tujuh tahun dan telah tamyiz, maka orang tua dituntut bagi atau bisa juga dikatakan untuk memerintahkan anak melaksanakan kewajiban kepada Tuhannya. Jadi, sebelum anak memasuki usia yang telah di sebutkan, orang tua Perlu mengajarkan kepada anak-anaknya hal-hal yang berkaitan yang dengannya kewajiban shalat semisal thaharah dan tata cara shalat yang baik dan benar.
Ada hak-hak anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua, di antaranya merupakan:
  • Orang tua berkewajiban memberikan nama yang baik dan terpuji pada anak-anaknya. Seperti, Muhammad, dan nama-nama lain yang baik maknanya.
  • Kedua, menanamkan akidah dan akhlak islami kepada anak-anaknya.
  • Ketiga, mengajarkan Al-Qur’an yang adalah kitab suci umat islam.
  • Keempat, andaikan anak sudah memasuki usia dewasa dan mampu, maka orang tua berkewajiban menikahkannya yang dengannya pasangan yang beriman dan berbudi pekerti yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, terlitah betapa besar tanggung jawab orang tua dalam mengemban amanah yang berupaanak. Maka sungguh amat disayangkan,kalau hingga orang tua salah dalam mendidik anak-anaknya, menjadikan si anak tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang tak mampu menjadi harapan bagi orang tuanya, namun bahkan menjadi beban bagi keduanya.
Mendidik anak bukan cuma sekedar mengajarkan pengetahuan yang berhubungan yang dengannya kecerdasan otak ataupun intelektual saja, akan tetapi yang lebih penting merupakan penanaman nilai-nilai spiritual. Sangat disayangkan, bahwasanya era ini makin tidak sedikit orang tua yang menaruh perhatian besar wacana kepandaian, kecerdasan, dan keterampilan anaknya, demi tujuan kelak bisa gampang mencari pekerjaan dan menghasilkan uang yang tidak sedikit, akan tetapi tak menaruh perhatian lebihmengenai kondisi jiwa dan pendidikan spiritualnya. Apalagi orang tua yang percis sekali tak menaruh perhatian dan memandang penting terhadap pendidikan anaknya, yang cuma menjejalinya yang dengannya materi berlimpah tanpa curahan beri sayang dan tak mengisi jiwa anak-anaknya yang dengannya niali-nilai keagamaan.
Jika memperhatikan kondisi realitas di lingkungan sekitar kita, kita akan menemukan bahwasanya anak-anak bermasalah yang terkadang membuat kedua orang tuanya kewalahan merupakan anak-anak yang rohaninya tidak lebih terisi oleh pendidikan moral keagamaan yang cukup. Dasar dari pembinaan kepribadian seorang anak dipegang oleh peran orang tua dalam mendidiknya menjdai bentuk pelaksanaan kewajiban atas amanah yang dikaruniakan oleh Tuhan.
Rasulullah SAW. bersabda:
“Ketika anak adam meninggal, maka terputuslah pahala amalnya kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim).
Setiap dari kita hendaknya berdoa agar Allah mengaruniakan kebahagiaan di dunia dan akhirat melalui keturunan yang shalih dan shalihah yang bisa melanjutkan tongkat estafet perjuangan Islam di tengah kondisi zaman yang makin rumit ini. Selain berdoa, kita pun Perlu berusaha sekuat tenaga dalam mendidik anak-anak kita menjadi generasi penerus yang mampu diandalkan oleh zamannya. Sebagai orang tua, kita Perlu seiurs memperhatikan pendidikan anak yang di antaranya yang dengannya berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan positif orang-orang.
Sebagai orang tua, kita pun Perlu memberikan rezeki yang halal bagi keluarga. Sebab yang dengannya rezeki halal,akan memudahkananak dalam melakoni ketaqwaandankesalehan. Rezeki yang halal akan membuat mudah anak-anak dalam mendapatkan hidayah dan keberkahan selama melakoni proses pertumbuhan dan pendidikannya.
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita keturunan yang shaleh dan shalehah, yang menjadi investasi paling bernilai baik di dunia dan akhirat, dan senantiasa menganugerahakn rahmat dan petunjukNya kepada kita agar bisa menggapai kedamaian dan kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Amin ya Rabbal ‘Alamin. Ahmad Mujib Sabtu, 17 Desember 2016 Pendidikan

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/12/cara-mendidik-anak.html

Seputar Cara Mendidik Anak yang Baik dan Benar Menurut Ajaran Islam

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Cara Mendidik Anak yang Baik dan Benar Menurut Ajaran Islam