Definisi Komunikasi

- 09.34

Definisi Komunikasi

 
Definisi Komunikasi - Kata ataupun istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis ataupun pendapat dari asal katanya merupakan dari bahasa Latin communicatus, serta perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini mempunyai makna ‘berbagi’ ataupun ‘menjadi milik bersama’ yakni suatu bisnis yng mempunyai tujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebersamaan ataupun kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yng terlibat dalam komunikasi merupakan kita-kita. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben serta Steward(1998:16) mengenai komunikasi kita-kita yakni:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and ahacreate messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi kita-kita merupakan proses yng melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi serta masyarakat yng merespon serta menciptakan pesan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengikuti keadaan yang dengannya lingkungan satu percis lain. Definisi KomunikasiUntuk memahami definisi komunikasi yang telah di sebutkan menjadikan bisa dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwasanya para peminat komunikasi Suka kali mengutip paradigma yng dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwasanya cara yng baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjelaskan komunikasi adalah yang dengannya menjawab pertanyaan menjdai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwasanya komunikasi meliputi lima unsur menjdai jawaban dari pertanyaan yng diajukan itu,yakni:
  1. Komunikator (siapa yng mengatakan?)
  2. Pesan (mengatakan apa?)
  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
  4. Komunikan (kepada siapa?)
  5. Efek (yang dengannya dampak/efek apa?).
Jadi didasari paradigma Lasswell yang telah di sebutkan, secara simpel proses komunikasi merupakan pihak komunikator membentuk (encode) pesan serta menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yng memicu efek tertentu.
A. PROSES KOMUNIKASI Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yakni: 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran serta ataupun perasaan seseorang kepada orang lain yang dengannya mempergunakan lambang (symbol) menjdai media. Lambang menjdai media primer dalam proses komunikasi merupakan pesan verbal (bahasa), serta pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan juga lain-lainya) yng secara langsung bisa/mampu menerjemahkan pikiran serta ataupun perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung andaikan terlaksana kesamaan makna dalam pesan yng diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi merupakan proses membuat pesan yng setala bagi komunikator serta komunikan. Prosesnya menjdai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yng akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berguna komunikator memformulasikan pikiran serta ataupun perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yng diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berguna ia menafsirkan lambang yng memiliki kandungan pikiran serta ataupun perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) merupakan komunikator bisa menyandi serta komunikan bisa menerjemahkan sandi yang telah di sebutkan (terdapat kesamaan makna). Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwasanya komunikasi akan sukses (terdapat kesamaan makna) andaikan pesan yng disampaikan oleh komunikator cocok yang dengannya kerangka acuan (frame of reference) , yaitu paduan pengalaman serta pengertian (collection of experiences and meanings) yng diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwasanya bidang (field of experience) adalah faktor penting pun dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator percis yang dengannya bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tak percis yang dengannya bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengerti satu percis lain. Sebagai semisal semisal yng diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yaitu : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya yang dengannya pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih gampang serta lancar andaikan pembicaraan mengenai hal yang telah di sebutkan di lakukan yang dengannya si B yng pun sama-sama mahasiswa. Seandainya si A yang telah di sebutkan membicarakan hal yang telah di sebutkan yang dengannya si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tak akan berjalan sebagaimana mestinya semisal yng diharapkan si A. Karena antara si A serta si C terdapat perbedaan yng menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi serta mungkin pun kepentingannya. Contoh yang telah di sebutkan bisa memberikan gambaran bahwasanya proses komunikasiakan berjalan baik ataupun gampang andaikan di antara pelaku (sumber serta penerima) relatif percis. Artinya andaikan kita ingin berkomunikasi yang dengannya baik yang dengannya seseorang, maka kita harsu mengolah serta memberikan pesan dalam bahasa serta cara-cara yng sesuai yang dengannya tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi serta latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator butuh mengenali karakteristik individual, sosial serta budaya dari komunikan. 2. Proses komunikasi sekunder Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan yang dengannya mempergunakan alat ataupun sarana menjdai media kedua sesudah memakai lambang menjdai media pertama. Seorang komunikator mempergunakan media ke dua dalam memberikan komunikasike lantaran komunikan menjdai sasaran berada di tempat yng relatif jauh ataupun jumlahnya tidak sedikit. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb merupakan media kedua yng Suka dipakai dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu mempergunakan media yng bisa diklasifikasikan menjdai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) serta media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
B. KONSEPTUAL KOMUNIKASI Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi perihal komunikasi dalam tiga konseptual yakni: 1. Komunikasi menjdai tindakan satu arah. Suatu pemahaman komunikasi menjdai penyampaian pesan searah dari seseorang (ataupun lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lain-lainnya, baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui media, semisal surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, ataupun televisi. Pemahaman komunikasi menjdai proses searah sebetulnya tidak lebih sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, akan tetapi tak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yng tak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, menjdai definisi berorientasi-sumber. Definisi semisal ini mengisyaratkan komunikasi seluruh kegiatan yng secara sengaja di lakukan seseorang bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan rangsangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yng disengaja bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, semisal menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain ataupun membujuk bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan sesuatu. Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah: a. Everet M. Rogers: komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima ataupun lebih, yang dengannya maksud bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah tingkah laku. b. Gerald R. Miller: komunikasi terlaksana disaat suatu sumber memberikan suatu pesan kepada penerima yang dengannya niat yng disadari bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberi pengaruh perilaku penerima. c. Carld R. Miller: komunikasi merupakan proses yng memungkinkan seseorang (komunikator) memberikan rangsangan (umumnya lambang-lambang verbal) bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah perilaku orang lain (komunkate). d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang menjdai suatu transmisi berita terdiri dari rangsangan yng diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
  1. Komunikasi menjdai interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi yang dengannya suatu proses sebab-akibat ataupun aksi-reaksi, yng arahnya bergantian. Seseorang memberikan pesan, baik verbal ataupun nonverbal, seorang penerima bereaksi yang dengannya memberikan jawaban verbal ataupun nonverbal, lantas orang pertama bereaksi lagi sesudah mendapatkan respon ataupun umpan balik dari orang kedua, serta begitu seterusnya. Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon serta Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi merupakan bentuk interaksi kita-kita yng saling memberi pengaruh satu percis lain, sengaja ataupun tak sengaja serta tak dibatasi pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, akan tetapi pun dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , serta teknologi.
  1. Komunikasi menjdai transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwasanya komunikasi merupakan proses yng dinamis yng secara sinambungan merubah phak-pihak yng berkomunikasi. Berdasrkan pandang-an ini, maka orang-orang yng berkomunikasi dianggap menjdai komunikator yng secara aktif mengirimkan serta menafsirkan pesan. Setiap era orang-orang bertukar pesan verbal serta ataupun pesan nonverbal. Beberapa definisi yng sesuai yang dengannya konsep transaksi: a. Stewart L. Tubbs serta Sylvia Moss: Komunikasi merupakan proses pembentukan makna di antara dua orang ataupun lebih. b. Judy C. Pearson serta Paul E. Nelson: Komunikasi merupakan proses memahami danberbagi makna. c. William I. Gordon : Komunikasi merupakan suatu transaksi dinamis yng melibatkan gagasan serta perasaan. d. Donald Byker serta Loren J. Anderson: Komunikasi merupakan membagikan berita antara dua orang ataupun lebih.
C. FUNGSI KOMUNIKASI William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yakni:
1. Sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi menjdai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwasanya komunikasi itu penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelangsungan hidup, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan kebahagiaan, terhindar dari tekanan serta ketegangan, antara lain lewat komunikasi yng bersifat menghibur, serta memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja percis yang dengannya anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara secara keseluruhan) bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai tujuan bersama.
  1. Pembentukan konsep diri. Konsep diri merupakan pandang-an kita mengenai diri kita, serta itu cuma mampu kita peroleh lewat berita yng diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi yang dengannya orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, akan tetapi pun bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri kamu bila kamu sudah dicintai; kamu berpikir kamu cerdas bila orang-orang sekitar kamu menganggap kamu cerdas; kamu terasa ganteng ataupun cantik bila orang-orang sekitar kamu pun mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yng Amat penting) bagi atau bisa juga dikatakan untuk orang-orang disekitar kita yng memiliki peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, orang-orang merupakan orang tua kita, saudara-saudara kita, serta orang yng tinggal satu rumah yang dengannya kita. Richard Dewey serta W.J. Humber (1966) menamai affective others, bagi atau bisa juga dikatakan untuk orang lain yng yang dengannya orang-orang kita memiliki ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yng disebut yang dengannya reference group (kelompok rujukan) yakni kelompok yng secara emosional mengikat kita, serta berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya serta menyesuaikan dirinya yang dengannya ciri-ciri kelompoknya. Kalau kamu memilih kelompok rujukan kamu Ikatan Dokter Indonesia, kamu menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini menjdai ukuran perilaku kamu. Anda pun meras diri menjdai bagian dari kelompok ini, lengkap yang dengannya sifat-sifat doketer pendapat dari persepsi kamu.
  2. Pernyataan keberadaan diri. Orang berkomunikasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menunjukan dirinya eksis. Inilah yng disebut aktualisasi diri ataupun lebih tepat lagi pernyataan keberadaan diri. Fungsi komunikasi menjdai keberadaan diri terlihat terang misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun orang-orang telah diperingatkan moderator bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbicara singkat serta langsung ke pokok masalah, penanya ataupun komentator itu Suka berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, yang dengannya argumen-argumen yng terkadang tak relevan.
  3. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, serta mendapatkan kebahagiaan. Sejak lahir, kita tak bisa hidup sendiri bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan hidup. Kita butuh serta Perlu berkomunikasi yang dengannya orang lain, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan biologis kita semisal makan serta minum, serta memnuhi kebutuhan psikologis kita semisal berhasil serta kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita menjdai kita-kita, serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi kita-kita yng sehat secara rohaniah, merupakan kebutuhan akan hubungan sosial yng ramah, yng cuma mampu terpenuhi yang dengannya membina hubungan yng baik yang dengannya orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwasanya kita-kita punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, serta aktualisasi diri. Kebutuhan yng lebih dasar Perlu dipenuhi berlebi dahulu sebelum kebuthan yng lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin telah mampu kebuthan fisiologis serta keamanan bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, serta aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga serta keempat khususnya meliputi keinginan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan rasa lewat rasa mempunyai serta dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberikan serta mendapatkan persahabatan. Komunikasi akan Amat dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan serta memberikan berita yng dibutuhkan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk membujuk ataupun memberi pengaruh orang lain, mempertimbangkan solusi pengganti atas masalah lantas mengambil keputusan, serta tujuan-tujuan sosial dan hiburan.
2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan yang telah di sebutkan lebih-lebih dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah serta benci bisa disampaikan lewat kata-kata, akan tetapi mampu disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukan beri di sayangkan yang dengannya membelai kepala anaknya. Orang bisa menyalurkan kemarahannya yang dengannya mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara ataupun penguasa kampus yang dengannya melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas Suka melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun serta sepanjang hidup, yng disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, serta lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata ataupun perilaku-perilaku tertentu yng bersifat simbolik. Ritus-ritus lain semisal berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (salah satunya menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) ataupun Natal, pun merupakan komunikasi ritual. Mereka yng berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual yang telah di sebutkan menegaskan kembali komitmen orang-orang kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, ataupun agama orang-orang.
4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum, yakni: menginformasikan, mengajar, mendorong, merubah sikap, menggerakkan tindakan, serta pun menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tak saja kita genakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menciptakan serta membangun hubungan, akan tetapi pun bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghancurkan hubungan yang telah di sebutkan. Studi komunika membuat kita peka terhadap aneka macam taktik yng bisa kita genakan dalam komunikasi kita bagi atau bisa juga dikatakan untuk bekerja lebih baik yang dengannya orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi serta pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan kebanggaan, menumbuhkan kesan yng baik, mendapatkan simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, serta politik, yng antara lain bisa diraih yang dengannya pengelolaan kesan (impression management), yaitu taktik-taktik verbal serta nonverbal, semisal berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, serta sebagainya yng pada dasarnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menunjukan kepada orang lain siapa diri kita semisal yng kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang bisa diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing maupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek serta panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwasanya pengelolaan kesan itu secara kumulatif bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa kesuksesan dalam karier, misalnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, serta kekayaan. Berkenaan yang dengannya fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa menurut para ilmuwan yng bila dicermati saling melengkapi.[1] Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi merupakan memberikan berita, mendidik, menghibur, serta memberi pengaruh. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 serta Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi menjdai berikut: 1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yaitu penyingkapan ancaman serta peluang yng memberi pengaruh nilai masyarakat. 2. Menghubungkan bagian-bagian yng terpisahkan dari masyarakat bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanggapi lingkungannya . 3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi selanjutnya.
D. RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI Secara umum ragam tingkatan komunikasi merupakan menjdai berikut:
  1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yakni komunikasi yng terlaksana dalam diri seseorang yng berupa proses pengolahan berita melalui panca indera serta system syaraf kita-kita.
  2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yakni kegiatan komunikasi yng di lakukan seseorang yang dengannya orang lain yang dengannya corak komunikasinya lebih bersifat pribadi serta hingga pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yng memandang pribadi menjdai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yng terlibat dasarnya memang mampu lebih dari dua orang selama pesan ataupun berita yng disampaikan bersifat pribadi.
  3. Komunikasi kelompok (group communication) yakni komunikasi yng berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon serta Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberikan batasan komunikasi kelompok menjdai interaksi tatap muka dari tiga ataupun lebih individu guna mendapatkan maksud ataupun tujuan yng dikehendaki semisal membagikan berita, pemeliharaan diri ataupun pemecahan masalah menjadikan seluruh anggota bisa menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lain-lainnya yang dengannya akurat.
  4. Komunikasi organisasi (organization communication) yakni pengiriman serta penerimaan aneka macam pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).
  5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa bisa didefinisikan menjdai suatu jenis komunikasi yng ditujukan kepada sejumlah audien yng tersebar, heterogen, serta anonim melalui media massa cetak ataupun elektrolik menjadikan pesan yng percis bisa diterima secara serentak serta beberapa saat. Kemudian Mulyana (2005:74) pun menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik merupakan komunikasi antara seorang pembicara yang dengannya sejumlah besar orang (khalayak). Yang tak mampu dikenali satu persatu. Komunikasi demikian Suka pun disebut pidato, ceramah ataupun kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi mempergunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) bagi atau bisa juga dikatakan untuk komunikasi ini.
E. KEGUNAAN BELAJAR ILMU KOMUNIKASI Mengapa kita mengkaji ilmu komunikasi ?Ruben&Steward, (2005:1-8) menyatakan bahwasanya
  1. Komunikasi merupakan fundamental dalam ke hidup-an kita.
Dalam ke hidup-an kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yng Amat penting. Kita tak mampu tak berkomunikasi.tak ada aktifitas yng di lakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita bisa membuat beberapa perbedaan yng esensial manakala kita berkomunikasi yang dengannya orang lain.Demikian juga sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi yang dengannya kita ,baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu yang dengannya lain-lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi menjdai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi serta masyarakat secara luas butuh suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi yang telah di sebutkan menjadi hal yng Amat fundamental dalam ke hidup-an kita.
  1. Komunikasi merupakan adalah suatu aktifitas komplek.
Komunikasi merupakan suatu aktifitas yng komplek serta menantang. Dalam hal ini sebenarnya aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yng gampang. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding serta suatu ketrampilan menjadikan komunikasi yng kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terlaksana disaat kita memberikan perhatian pada situasi serta konteks, kita terbuka yang dengannya berita baru serta kita menyadari bahwasanya ada tidak sedikit perspektif tak cuma satu persepektif di ke hidup-an kita-kita.
  1. Komunikasi merupakan vital bagi atau bisa juga dikatakan untuk suatu kedudukan/posisi yng efektif.
Karir dalam usaha, pemerintah, ataupun pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan taktik komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu yang dengannya yng lain, serta bisa mendapatkan atas kehadiran ide-ide yng efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai keberhasilan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal serta sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral serta goresan pena dan juga lain-lainya.
  1. Suatu pendidikan yng tinggi tak memberi jaminan kompetensi komunikasi yng baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwasanya komunikasi itu hanyalah suatu yng bersifat common sense serta setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sebenarnya tidak sedikit yng tak memilki ketrampilan berkomunikasi yng baik lantaran sebenarnya tidak sedikit pesan-pesan dalam komunikasi kita-kita itu yng disampaikan tak cuma dalam bentuk verbal akan tetapi pun nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk goresan pena serta oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, maupun secara kelompok menjadikan kita bisa berkolaborasi menjdai anggota yang dengannya baik, serta lain-lain. Kadang-kadang kita pun mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yng berpendidikan tinggi akan tetapi tak memilki ketrampilan berkomunikasi secara baik serta memadai menjadikan menghasilkan kegagalan dalam berinteraksi yang dengannya kita-kita lain-lainnya. Sehingga komunikasi itu butuh kita pelajari.
  1. Komunikasi merupakan ternama.
Komunikasi merupakan suatu bidang yng dikatakan menjdai popular. Banyak bidang-bidang komunikasi modern saat ini ini yng memfokuskan pada studi perihal pesan, ada pun perihal hubungan antara komunikasi yang dengannya bidang profesiponal lain-lainnya salah satunya hukum, usaha, berita, pendidikan, ilmu komputer, serta lain-lain. Sehingga saat ini ini komunikasi menjdai ilmu social/perileku serta suatu seni yng diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yng berkaitan yang dengannya ilmu-ilmu lain semisal psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan juga lain-lainya
SUMBER:
  1. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori serta Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
  2. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
  3. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
  4. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
  5. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon
  6. Sendjaja,Sasa Djuarsa,1994,Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.
  7. Wiryanto, 2005,


Source Article and Picture : http://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-komunikasi.html

Seputar Definisi Komunikasi

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Definisi Komunikasi