Belajar Toleransi dari Quraish Shihab, Tiada Paksaan dalam Beragama

- 02.29

Belajar Toleransi dari Quraish Shihab, Tiada Paksaan dalam Beragama

 
Manusia merupakan mahluk yng diberi kebebasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memilih, salah satunya memilih agama. Islam merupakan agama yng rahmatan lil alamin, menebarkan beri sayang terhadap seluruh alam semesta. Oleh karenanya, islam melarang cara kekerasan serta pemaksaan dalam beragama. Salah satu ayat yng berkaitan yang dengannya hal itu merupakan yakni ayat 256 - 257 Q.S al-Baqarah. Awal ayat 256 surat al-Baqarah ini berbunyi "Laa ikraaha fid diini", yng pengertiannya "Tidak ada paksaan dalam beragama". Ayat ini sekalian mengajarkan kita akan pentingnya memegang prinsip toleransi dalam beragama. Penanaman perihal nilai-nilai pendidikan toleransi Perlu di lakukan sedini mungkin agar tumbuh menjadi karakter yng mampu menghormati serta menghargai setiap perbedaan menjdai sebuah rahmat. Baca Cara Menumbuhkan Budaya Toleransi Beragama Pada Siswa
Dalam tafsir Al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwasanya ayat di atas menunjukan tak adanya unsur pemaksaan ataupun kekerasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk masuk ke dalam agama (islam). Sebab iman itu esensinya tunduk serta khudu' (patuh), di mana hal itu tak bisa dicapai yang dengannya pemaksaan ataupun kekerasan, melainkan yang dengannya argumen serta penjelasan yng membuat yakin. Sejarah sudah memperlihatkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW. dalam berdakwah menyebarkan islam tak pernah mempergunakan cara kekerasan serta pemaksaan. Adalah sebuah kekeliruan besar andai ada sebagian orang yng mengatakan bahwasanya dakwah islam itu Perlu yang dengannya cara-cara kekerasan serta pemaksaan.
Dalam konteks asbabun nuzul, ayat ini diturunkan menjdai tarhib (menakuti) serta targhib (menghimbau), serta diturunkan 3 tahun sesudah Rasulullah hijrah. Ayat 256 ini meupakan dasar kebebasan dalam beragama serta berkeyakinan. Di sinilah kenapa kita-kita itu dikaruniai akal, agar dengannya orang-orang bisa memilih apa yng paling baik pendapat dari orang-orang.

Kelanjutan dari "laa ikraaha fid diini" yakni "qad tabayyanar rusydu minal ghayyi", yng pengertiannya "Telah nyata terang petunjuk dan kebajikan dari kesesatan". Artinya, yang dengannya akal sehatnya, sebetulnya kita-kita mampu membedakan mana yng baik serta tidak baik. Dan sudah terperinci, bahwasanya islam merupakan agama yng memberikan petunjuk serta pencerahan kepada umat kita-kita.
Masih pendapat dari tafsir al-Misbah, di situ dijelaskan bahwasanya ayat di atas menunjukan betapa sudah jelasnya agama islam menjdai agama yng membawa petunjuk serta kemenangan. Tiada agama yng benar selain islam. Oleh karenanya, tak butuh memaksakan orang lain bagi atau bisa juga dikatakan untuk memeluk islam.
Pep3rangan yng terlaksana di zaman Rasulullah SAW bukan lantaran beliau serta umat islam memaksakan orang-orang non-muslim bagi atau bisa juga dikatakan untuk masuk ke dalam agama islam. Perang yng terlaksana kala itu adalah sebuah pembelaan diri dari kaum muslim atas gangguan serta fitnahan yng dilontarkan oleh orang-orang musyrik.
Dalam sejarah perkembangan islam di Indonesia, walisongo adalah para ulama' penyebar islam yng mewarisi cara dakwah Rasulullah yng santun, tenang, serta tanpa pemaksaan ataupun kekerasan. Dan terbukti sampai-sampai era ini, berkat cara dakwah orang-orang yng tanpa unsur kekerasan yang telah di sebutkan, islam sudah menjadi agama mayoritas yng menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi di bumi Nusantara ini.
Berdasarkan keterangan di atas, telah seharusnya kita mampu mengambil sikap yng cerdas serta bijak atas isu-isu yng berbau SARA semisal isu penistaan agama yng era ini heboh di media. Jadilah orang islam yng cerdas menyikapi setiap isu, tak gampang kagetan serta gampang terprovokasi oleh media-media yng menebarkan isu-isu provokatif yng bisa memecah belah persatuan umat dan mencederai kerahmatan lil alaminan islam. Orang saat ini cenderung menilai islam dari perilaku pemeluknya, bukan esensi ajaran yng terkandung di dalamnya. Dengan demikian, jangan hingga menjdai muslim kita merepresentasikan perilaku-perilaku yng tak sejalan yang dengannya prinsip-prinsip islam, salah satunya dalam hal toleransi antar pemeluk agama. Ahmad Mujib Selasa, 08 November 2016 Keislaman

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/11/belajar-toleransi-beragama-dari-quraish-shihab.html

Seputar Belajar Toleransi dari Quraish Shihab, Tiada Paksaan dalam Beragama

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Belajar Toleransi dari Quraish Shihab, Tiada Paksaan dalam Beragama