Tujuan Sekolah dalam Tinjauan Filosofis

- 22.24

Tujuan Sekolah dalam Tinjauan Filosofis

 
Sejak beberapa abad yng lalu, para filsuf sudah menyumbangkan tidak sedikit pemikiran perihal tujuan yng berbeda dari pendidikan serta sekolah. Filsuf semisal Aristoteles, Plato, John Locke, Rousseau, Mo Tzu, serta Konfusius menulis secara ekstensif perihal tujuan serta peran pendidikan serta sekolah dalam konteks masyarakatnya masing-masing. Para pemikir awal membagikan tidak sedikit ide-ide umum perihal apa yng Perlu di lakukan oleh sekolah atas eksistensinya di masyarakat, akan tetapi masing-masing dari orang-orang pun mempunyai perspektif unik orang-orang sendiri perihal peran pendidikan dalam menghasilkan kebudayaan serta peradaban.
Di zaman modern, filsuf pendidikan Amerika semisal John Dewey, George Counts, serta Mortimer Adler masing-masing sudah mengusulkan argumen yng sistematis serta rinci mengenai tujuan pendidikan dalam masyarakat Amerika. Pada tahun 1938, Dewey berpendapat bahwasanya tujuan utama dari pendidikan serta sekolah tak cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempersiapkan siswa menjadi kita-kita yng hidupnya bermanfaat bagi ke hidup-an, akan tetapi pun bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengajari orang-orang bagaimana hidup pragmatis serta seketika di lingkungan orang-orang era ini. Dalam sumber lain disebutkan pandang-an Dewey terkait fungsi sekolah, pertama, sekolah merupakan lingkungn yng sengaja dibuat menjdai miniatur ke hidup-an masyarakat yng kompleks. Kedua, sekolah berfungsi menjdai korektor banyak sekali tindakan negatif serta destruktif masyarakat. Dan ketiga, sekolah menjdai penyeimbangan akan adanya banyak sekali unsur yng ada di lingkungan masyarakat.

Sementara pendapat dari Counts, tujuan sekolah sekurang-kurangnya adalah perihal mempersiapkan individu bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup berdikari dan mempersiapkan individu bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup menjdai anggota masyarakat. Dengan kata lain, Counts terasa peran sekolah merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membekali individu yang dengannya keterampilan yng diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berpartisipasi dalam ke hidup-an sosial masyarakat orang-orang serta merubah sifat tatanan sosial yng diharapkan ataupun dimau-kan.
Pada 1980-an, filsuf pendidikan Mortimore Adler mengemukakan Proposal Paideia yng di dalamnya terintegrasi ide-ide Dewey serta Counts, dan idenya sendiri. Secara khusus, Adler merekomendasikan bahwasanya ada tiga tujuan dari pendidikan anak-anak (pedagogy):
  • pengembangan kewarganegaraan,
  • pertumbuhan pribadi ataupun perbaikan diri,
  • serta persiapan kerja.
Sejarawan pendidikan David Tyack berpendapat bahwasanya dari perspektif sejarah, tujuan pendidikan sudah terikat yang dengannya kebutuhan sosial serta ekonomi. Baru-baru ini, beberapa sosiolog berpendapat bahwasanya sekolah ada lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk melayani fungsi mandataris praktis dalam masyarakat.
Memperluas pada tujuan pragmatis sekolah, deMarrais serta LeCompte (1995) menguraikan empat tujuan utama dari pendidikan yng meliputi: 1) tujuan intelektual semisal pengembangan keterampilan matematika serta membaca, baca pun Gerakan Literasi Sekolah Sebagai Upaya Menumbuhkan Generasi Literat; 2) tujuan politik semisal asimilasi imigran; 3) tujuan ekonomi semisal persiapan pekerjaan; 4) serta tujuan sosial semisal pengembangan tanggung jawab sosial serta moral. Ahmad Mujib Minggu, 23 Oktober 2016 Pendidikan

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/10/tujuan-sekolah-dalam-tinjauan-filosofis.html

Seputar Tujuan Sekolah dalam Tinjauan Filosofis

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Tujuan Sekolah dalam Tinjauan Filosofis