Gerakan Literasi Sekolah Tidak Ada Artinya?

- 01.59

Gerakan Literasi Sekolah Tidak Ada Artinya?

 
Belum lama ini, Gerakan Literasi Sekolah dilaunching oleh pemerintah melalui kementerian pendidikan serta kebudayaan. Gerakan ini digadang-gadang bisa menumbuhkembangkan tradisi literasi di sekolah melalui program pembiasaan membaca 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Namun lantas menteri pendidikan Muhajir Efendi mengkritisi prorgram pembiasaan membaca ini yang dengannya menyatakan bahwasanya gerakan membaca 15 menit sebelum aktivitas belajar mengajar dimulai tak ada pengertiannya kalau buku yng dibaca oleh peserta didik tak terang. Apalagi kalau sang guru tak membantu peserta didik bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami isinya.
Pak menteri mengatakan kalau kemampuan literasi itu tak cuma diukur dari sekedar lancarnya peserta didik dalam membaca. Akan akan tetapi pun diukur dari kemampuan orang-orang dalam memahami isi buku yng dibacanya. Beliau meragukan kemampuan peserta didik dalam memahami isi buku yng dibacanya. Mengingat, kata beliau, pola pendidikan bangsa kita cuma cenderung menuntut peserta didik agar lancar membaca, tanpa memprioritaskan aspek pemahaman terhadap materi/isi bacaan.

Berdasarkan asumsi di atas, pak mendikbud menghimbau kepada para guru agar berperan lebih aktif dalam menyukseskan visi serta misi Gerakan Literasi Sekolah. Guru tak cuma sekedar menyuruh peserta didiknya bagi atau bisa juga dikatakan untuk membaca 15 menit sebelum proses belajar mengajar dimulai, akan tetapi para guru pun Perlu membantu masing-masing peserta didik bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami isi dari buku yng orang-orang baca. Guru tak boleh cari enaknya saja lantaran orang-orang dibayar tidak murah oleh negara. Oleh karenanya, orang-orang mempunyai tanggungjawab bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan pemahaman para peserta didiknya melalui program Gerakan Literasi Sekolah.
Apa yng diungkapkan pak menteri di atas mengingatkan kita pada perintah membaca pada wahyu pertama Al-Quran. Dalam tafsir al-Misbah, makna iqra' dalam ayat itu tak cuma bermakna sekedar membaca tanpa memahami apa yng dibaca. Lebih dari itu, membaca pun bermakna memahami serta menganalisis. Tidak cuma dalam konteks membaca teks yng tertulis, namun pun dalam membaca konteks ataupun realitas ke hidup-an alam semesta ini.
Oleh karenanya, kritik bapak menteri di atas butuh dijadikan bahan refleksi serta ditindaklanjuti oleh para guru. Intinya, guru Perlu berperan aktif menjembatani antara isi buku serta pemahaman peserta didik. Dengan begitu, besar harapan kita melalui program Gerakan Literasi Sekolah, budaya literasi di dunia pendidikan kita makin meningkat serta tumbuh subur.
Ahmad Mujib Minggu, 06 November 2016 Pendidikan

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/11/gerakan-literasi-sekolah-tidak-ada-artinya.html

Seputar Gerakan Literasi Sekolah Tidak Ada Artinya?

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Gerakan Literasi Sekolah Tidak Ada Artinya?