Mencari Ilmu Demi Menggapai Ridha Allah

- 04.48

Mencari Ilmu Demi Menggapai Ridha Allah

 
Dalam islam, segala aktifitas kebaikan yng di lakukan kita-kita di dunia ini bisa menjadi sarana bagi atau bisa juga dikatakan untuk ibadah demi menggapai ridha Allah, salah satunya aktifitas belajar ataupun mencari ilmu. Dalam islam, belajar Suka diistilahkan yang dengannya tholabul ilmi. Hukumnya wajib bagi setiap individu yng berakal sehat. Sebab cuma yang dengannya belajar, seseorang bisa mengetahui, mengerti, memahami, lantas mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam kehidupannya sehari-hari.
Secara terminologis, istilah ilmu dalam konsep islam diambil dari bahasa Arab ‘alima, ya’lamu, ‘ilman,yng pengertiannya mengerti ihwal sesuatu. Juga diambil dari kata ‘allama yng pengertiannya memberikan petunjuk/pengetahuan. Dengan demikian, tholabul ilmi mampu diartikan menjdai suatu bisnis sadar yng di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membaca dalam arti seluas-luasnya yng meliputi membaca, meneliti, mengkaji, menyelidiki, mengamati, menganalisis, menemukan, dan memberikan kesimpulan dari aneka macam sumber yng meliputi ayat-ayat qauliyah serta kauniyah.

Ilmu adalah sarana bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan keimanan serta ketakwaan kepada Allah. Oleh karenanya, islam sebetulnya tak mengenal dikotomi ilmu antara ilmu agama serta ilmu umum. Semua jenis ilmu, sejauh bisa menjadikan seseorang makin mendekatkan diri kepada Allah boleh dipelajari. Tidak cuma ilmu yng berkaitan yang dengannya ibadah mahdah semisal tatacara shalat, puasa, haji, zakat, serta membaca Al-Quran, namun pun ilmu lain semisal filsafat, sosiologi, budaya, serta ilmu-ilmu ihwal teknologi.
Meskipun islam memprioritaskan umatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengkaji ilmu-ilmu agama, akan tetapi tak berguna kita kemudian mengabaikan serta anti mengkaji ilmu-ilmu lain. Umat islam Perlu berwawasan luas serta mempunyai pengetahuan yng komprehensif, karena yang dengannya itulah umat islam bisa mencapai kemajuan sebagaimana yng pernah dicapai pada era keemasannya pada masa Dinasti Abbasiyah. Hanya yang dengannya bekal ilmu kita mampu menyingkap tabir-tabir ke hidup-an umat kita-kita dan memahami rahasia-rahasia ciptakan Allah menjdai kunci membangun kemajuan peradaban.
Mencari ilmu tak semudah membalikkan telapak tangan, karena tidak sedikit ujian serta rintangan yng membuatnya terasa amat berat. Utamanya ilmu-ilmu yng mampu makin mendekatkan diri kita kepada Allah. Oleh karenanya Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم
Artinya: “Barangsiapa menempuh jalan (cara) bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh ilmu, maka Allah pasti membuat mudah baginya jalan menuju surga.(HR Muslim)
Ungkapan “salaka (menempuh Jalan)” pada hadis di atas tak cuma dalam arti jalan fisik yng dilalui kendaraan ataupun kedua kaki, semisal seseorang yng berjalan keluar dari rumahnya menuju ke suatu tempat bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuanmencari ilmu, baik ke madrasah, sekolah, kampus dan juga lain-lainya.
Akan akan tetapi salah satunya juga arti jalan secara maknawi, yng meliputi hal-hal yng membuat perjalanan yang telah di sebutkan terasa berat serta melelahkan.Misalnya semisal biaya serta waktu yng lama. Misalnya saja seseorang Perlu menempuh perjalanan jauh dalam rangka mencari ilmu. Dalam berjalan mencari ilmu, maka seseorang tak cuma butuh mengeluarkan biaya berupa harta benda, namun pun Perlu rela mengorbankan perasaannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk meninggalkan rumah, keluarga serta kampung halaman yng dia cintai.
Semua itu adalah hal-hal yng Perlu mampu diatasi seseorang dalam menempuh jalan mencari ilmu yng memberikan manfaat serta berkah. Semua kesulitan, rintangan, serta jerih payah yng mampu dilaluinya kelak akan tergantikan manakala dia sudah memperoleh ilmu.
Alangkah baiknya bila kita kembali merenungkan pernyataan sahabat Mu’adh bin Jabal RA. sebagaimana bersumber dalam kitab Hilyat'ul Awliya Wa Tabaqat'ul Asfiya, yng menyatakan bahwasanya dalam mencari ilmu pengetahuan hendaklah demi memperoleh ridha Allah. Sebab yang dengannya pengetahuan akan terlahir kesalehan, rasa mengagungkan terhadap Allah, serta takut akan dosa. Mencari ilmu demi menggapai ridha Allah merupakan sebuah bentuk ibadah, menjadikan belajar salah satunya berdzikir mengingat-Nya.
Sahabat Mu’adh pun mengungkapkan, bahwasanya mencari ilmu merupakan sebuah perjuangan yng nilai pahalanya layaknya pahala jihad fiisabilillah. Sedangkan mengajarkan ilmu merupakan bagian dari sedekah, serta mengamalkannya di rumah seseorang bisa memperkuat tali silahturahmi di antara anggota keluarga.
Ilmu merupakan sahabat setia yng akan menjadi penyejuk saatberada dalam kesendirian. Ilmu merupakan sahabat terdekat yng mau mengungkapkan rahasia-rahasianya kepada kita. Firman Allah SWT :
“Adakah sama, antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar, 39 : 9).
Tentu telah terperinci, bahwasanya jauh berbeda antara orang-orang yng berilmu serta tak berilmu. Oleh lantaran itu, jangan pernah berhenti untukmencari ilmu sampai-sampai ajal menjemput. Di mana serta kapan pun. Tidak sebatas cuma di lembaga pendidikan formal, namun pun dalam setiap kondisi, tempat, serta peluang dalam ke hidup-an kita. Karena ilmu pengetahuan merupakantitik puncak kebahagiaan, sebagaimana kebodohan adalah titik awal dari segala keburukan. Keselamatan datangnya dari ilmu, sedangkan kehancuran datangnya dari kebodohan. Ahmad Mujib Sabtu, 17 Desember 2016 Keislaman

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/12/mencari-ilmu.html

Seputar Mencari Ilmu Demi Menggapai Ridha Allah

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Mencari Ilmu Demi Menggapai Ridha Allah