Manusia memanglah mahluk yng Amat unik. Allah menciptakan karakternya berbeda satu percis lain, salah satunya soal kemarahan. Marah adalah satu dari sekian banyaknya sifat bawaan kita-kita yng tak selamanya destruktif. Dalam situasi tertentu, kita butuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk marah, malah wajib marah. Hanya saja, kita tak diperkenankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melampiaskan kemarahan itu secara membabi buta tanpa kendali, yng pada akhirnya membuat kita menyesal seumur hidup. Namun di sayangkan, tidak sedikit orang yng tak mampu mengendalikan emosinya, menjadikan terjerumus pada ekspresi marah yng merugikan diri sendiri malah orang lain.
Para psikolog memandang bahwasanya kita-kita merupakan mahluk yng secara alami mempunyai emoi. Seperti yng diungkapkan oleh psikolog asal Amerika William James, dia mengatakan bahwasanya emosi merupakan keadaan jiwa yng tampak pada perubahan-perubahan pada tubuh yng bisa dilihat serta diamati. Singkat kata, emosi merupakan keadaan jiwa yng tampak nyata pada perubahan fisik. Marah ataupun kemarahan adalah satu dari sekian banyaknya jenis emosi kasar yng tidak sedikit memperhalang keberhasilan seseorang.
Banyak kisah serta peristiwa yng terlaksana di sekitar kita, di mana lantaran tak mampu mengontrol amarahnya, seseorang Perlu menanggung beban penyesalan seumur hidupnya. Setiap orang mempunyai keseringan yng berbeda-beda dalam mengekspresikan kemarahannya. Secara fisik, orang yng marah terlihat dari perubahan raut muka, peningkatan tekanan darah, kata-kata kasar, bahasa tubuh, peningkatan denyut jantung, respon psikologis, serta malah tindakan proaktif terhadap orang lain.
Jenis serta Tingkatan Marah pada Diri Manusia
Menurut Imam al-Ghazali dalam kitabnya yng Amat terkenal Ihya’ Ulumuddin, andai ditimbang dari sudut kemarahan, sebenarnya kita-kita itu bisa ditipologikan ke dalam empat golongan:
Pertama, orang yng lambat marah, lambat reda serta lama bermusuhannya. Jenis ini sungguh tidak bagus. Seseorang yng sedang marah serta durasi kemarahannya Amat lama, akan kesulitan era ia Perlu mengambil keputusan yng tepat. Selain itu, akibat kemarahannya pun, orang lain akan menjauhi lantaran takut terjerumus dalam bara permusuhan. Orang semisal ini, sekali dia marah, ibarat menyalakan api dendam serta permusuhan yng tidak gampang dipadamkan dalam waktu yng lama. Ia menjadi orang yng tak mampu objektif dalam memutuskan sesuatu lantaran api kemarahan yng menutupi akal sehatnya.
Kedua, cepat marah serta lambat redanya. Jenis kedua ini lebih tidak bagus dari yng pertama, karena apapun yng terlaksana akan disikapi yang dengannya kemarahan. Orang semisal ini bisa yang dengannya tiba-tiba menjadi marah serta butuh waktu lama bagi atau bisa juga dikatakan untuk meredakan kemarahannya itu.
Ketiga, cepat marah serta cepat redanya. Seseorang yng mempunyai sifat semisal ini kondisinya cenderung labil. Ia bisa marah secara tiba-tiba serta sedetik lantas kembali kepada kondisi semula, seolah tak pernah terlaksana apa-apa. Konon orang-orang mukmin mempunyai sifat demikian. Cepat marah disaat ada sesuatu yng tak pantas terlaksana akan tetapi ia akan reda disaat paham akan latar belakang di balik seluruh itu. Cepat marah akan tetapi cepat juga redanya.
Keempat, lambat marah serta cepat redanya. Orang yng mempunyai sifat semisal ini Amat sulit tersinggung, walau di depan matanya terlaksana sesuatu yng benar-benar salah. Ia akan mencari seribu satu alasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memaklumi kesalahan orang, memaafkan lalu melupakannya. Namun sekali ia marah, ia akan cepat sekali memaafkan kesalahan orang lain.
Nah, itulah empat golongan kita-kita yng dikategorikan didasari tipe kemarahannya dalam pandang-an Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’nya. Selanjutnya, salah satunya nomor berapakah kita? Masing-masing orang pasti mempunyai keseringan yng berbeda-beda soal kemarahan. Menurut Imam Al-Ghazali, potensi kemarahan dalam diri kita-kita bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaganya dari kerusakan serta kehancuran.
Bagaimana Cara Mengendalikan Emosi Marah?
Ada ramai sekali cara bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan emosi marah, di antaranya yang dengannya mempergunakan pendekatan agama. Meskipun emosi marah adalah sifat yng ada pada diri setiap kita-kita, akan tetapi islam menganjurkan setiap muslim bagi atau bisa juga dikatakan untuk menahan serta mengendalikan kemarahan. Selain bisa menghindarkan diri dari tindakan serta perkataan yng bisa memicu penyesalan di lantas hari, menahan emosi marah pun bisa mmelihara keseimbangan dan kebugaran atau kesehatan fisik serta psikis kita-kita. Dalam tinjauan ilmu kebugaran atau kesehatan, marah bisa memicu penyakit yng merugikan fisik maupun psikis. Oleh lantaran itulah kita diperintahkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan kemarahan.
Menurut Hujjatul Islam Imam Ghazali, cara mengendalikan serta menahan emosi marah merupakan yang dengannya mengetahui serta memahami aneka macam keutamaan mengendalikan kemarahan, memaafkan, membiasakan sikap lemah lembut, serta bersabar yang dengannya mengharapkan keridhaan Allah serta balasan yng lebih baik atas ketegaran serta kesabarannya.
Senada yang dengannya yng diungkapkan oleh Syauqi, bahwasanya obat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan emosi marah merupakan ilmu serta agama. Langkah praktis yng mampu di lakukan antara lain adalah yang dengannya memahami serta merenungkan secara mendalam aneka macam dalil dari Al-Quran serta hadits yng menjelaskan perihal keutamaan menahan marah.
Said Hawwa, dalam kitabnya yng berjudul al-Mustakhlas fi tazkiyatin nafs menerangkan bahwasanya obat yng paling mujarab bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati api amarah merupakan yang dengannya ilmu serta amal. Pendidikan serta pengalaman yng diperoleh seseorang dalam lingkungannya Amat memberi pengaruh kemampuan orang dalam mengelola kemarahannya. Setidaknya ada enam langkah yng mampu di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati marah yang dengannya ilmu:
Pertama, hendaknya seseorang mengkaji serta lantas merenungkan hal-hal yng berkaitan yang dengannya keutamaan menahan marah, keutamaan sabar, serta memaafkan. Dengan cara ini diharapkan orang akan sadar serta redam amarahnya lantaran besarnya keutamaan menahan marah.
Kedua, merenungkan siksaan Allah baik di dunia maupun di akhirat kepada orang yng gemar melampiaskan kemarahan serta pendendam. Padahal Allah sudah berfirman bahwasanya kita diperintahkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengingat Allah era marah.
Ketiga, melakukan refleksi serta berdialog yang dengannya diri sendiri berkaitan yang dengannya akibat tidak baik yng mampu muncul akibat marah yng tak terkontrol, yaitu berupa dendam serta permusuhan.
Keempat, menyadari bahwasanya kemarahan yng tak terkendali layaknya sifat binatang buas yng tidak baik. Padahal para ulama serta nabi tak gampang marah serta bersikap penuh santun serta sabar.
Kelima, merenungkan secara mendalam ekses negatif marah terhadap hubungan sosialnya, yng mampu menimbulkan dendam serta permusuhan yng berkepanjangan yang dengannya orang lain.
Keenam, menyadari bahwasanya kalau kita marah berguna kita mau menyaingi Allah dalam sifat-Nya. Padahal kemarahan Allah itu penuh pesan tersirat serta kebijaksanaan bagi makhluknya, sedangkan marah kita umumnya didasari lantaran nafsu.
Selain enam cara yng telah dipaparkan di atas, rasulullah pun menganjurkan agar kita segera mengambil air wudhu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyucikan diri disaat kita dalam keadaan marah. Sebab marah itu berasal dari api, di mana airlah yng bisa memadamkannya.
Selain yang dengannya cara-cara di atas, yang akan di sajikan kali ini kiat-kita mengendalikan emosi marah:
1. Diam
Diam menjadi satu dari sekian banyaknya cara bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan amarah yng sedang memuncak. Lebih baik berusaha bagi atau bisa juga dikatakan untuk diam daripada bertindak anarkhis serta mengeluarkan kata-kata kasar serta mengumpat orang lain.
2. Curhat
Saat kita marah, kita mampu curhat kepada seseorang yng dekat yang dengannya kita ataupun orang yng kita cintai bagi atau bisa juga dikatakan untuk melegakan perasaan, ataupun menemui sahabat bagi atau bisa juga dikatakan untuk membagikan apa yng kita rasakan. Ini mampu menjadi terapi pengontrol emosi. Selain itu, tenangkan diri yang dengannya berdoa serta berdzikir, dengarkan musik, ataupun lakukan hal-hal positif yng kamu sukai.
3. Ingat mati
Kematian mampu datang kapanpun menghampiri kita, era kita marah, sadarilah bahwasanya mungkin saja hari di mana kamu marah merupakan hari yang terakhir ke hidup-an kamu. Tentunya kita tak ingin mengakhiri usia kita yang dengannya kemarahan yng tak disukai Allah bukan?
4. Menyibukkan diri yang dengannya hal-hal memberikan manfaat
Saat kita marah, alihkan perhatian kita pada kegiatan-kegiatan yng positif. Mungkin kita mampu menyibukkan diri yang dengannya membaca buku yng memberikan manfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk kita. Selain bisa menambah wawasan pengetahuan, lambat laun kemarahan kita akan mereda lantaran kita tidak lagi terfokus padanya.
5. Membiasakan bersyukur dalam segala keadaan
Kalau kita terbiasa bersyukur, masalah serta keadaan seberat apa pun tak akan terlalu gampang menimbulkan emosi kita. Dan tentu saja mengendalikan emosi marah tidak lagi menjadi hal yng berat bagi atau bisa juga dikatakan untuk kita lakukan. Hidup terasa lebih ringan serta stabil.
Nah, itulah Panduan Lengkap Mengendalikan Emosi Marah Sesuai Tuntunan Islam yng saya kutip dari buku "Psikologi Marah", andaikan ada yng tidak lebih mampu share opininya di kolom komentar. Yang terang, dalam ke hidup-an kita sehari-hari ramai sekali hal yng bisa memicu kita marah. Mengendalikan emosi kemarahan ibarat ujian yng mampu datang kapanpun saatnya tanpa kita sangka-sangka. Oleh karenanya, mempunyai bekal pengetahuan yng mmumpuni terkait cara mengendalikan emosi sangatlah penting dalam ke hidup-an. Ahmad Mujib
Senin, 07 November 2016 Keislaman
Source Article and Picture :
http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/11/cara-mengendalikan-dan-menahan-emosi-marah-sesuai-tuntunan-islam.html