Konsep Fitrah Manusia dalam Islam

- 15.55

Konsep Fitrah Manusia dalam Islam

 
Berbicara ihwal fitrah kita-kita, dasarnya memang tak lepas dari konsep ihwal asal mula fenomena kita-kita itu sendiri. Mengetahui asal kejadiannya adalah hal yng Amat penting bagi setiap kita-kita. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang telah di sebutkan adalah titik tolak dalam menetapkan pandang-an hidupnya. Manusia yng tak memahami asal kejadiannya akan mengalami kesulitan dalam menentukan pandang-an hidupnya. Oleh lantaran itu, pada peluang di artikel ini kita akan membahas ihwal konsep fitrah kita-kita dalam perspektif agama islam.
Secara etimologis, fitrah berasal dari istilah arab “fathara” yng bersinonim yang dengannya istilah “khalaqa” serta “ansyaa” yng mempunyai arti mencipta. Di dalam Al-Quran, penggunaan tiga istilah ini menunjukan makna ataupun pengertian menciptakan sesuatu yng sebelumnya belum ada yng memerlukan penyempurnaan.
Istilah fitrah dalam Al-Quran terdapat dalam surat Ar-Rum ayat 30 yng pengertiannya:
“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ”
Secara umum, para pemikir muslim cenderung memaknai fitrah menjdai potensi kita-kita bagi atau bisa juga dikatakan untuk beragama tauhid. Al-Jarkasyi memakanai fitrah menjdai iman bawaan yng sudah diberikan Allah sejak kita-kita masih berada dalam rahim. Sebab dalam pandang-an islam, kita-kita dasarnya memang dilahirkan dalam keadaan suci, di mana selanjutnya kesucian ini dikenal yang dengannya istilah fitrah.
Sedangkan Muhammad bin Asyur, sebagaimana bersumber Quraish Shihab mendefinisikan fitrah menjdai berikut:
“Fitrah adalah bentuk lain dari sistem yang diwujudkan Allah pada setiap makhluk. Sedangkan fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang diciptakan Allah pada manusia yang berkaitan dengan kemampuan akal dan jasmaninya.”

Dalam hal ini, makna fitrah diartikan menjdai potensi jasmaniyah serta akal yng diberikan Allah kepada kita-kita di mana yang dengannya potensi yang telah di sebutkan kita-kita mampu melaksanakan amanah yng dibebankan oleh Allah.
Fitrah berguna bersih tanpa dosa serta noda, baik dalam hal akal maupun nafsunya. Dengan kata lain, kita-kita yng fitrah merupakan kita-kita yng masih bersih dari dosa. Dengan fitrah ini, kita-kita mampu mengembangkan kekuatan jiwanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengenal serta mengetahui Allah secara lebih dekat menjdai Tuhan yng sudah menciptakannya.
Selain yang dengannya peran kekuatan jiwanya, kita-kita pun dikaruniai akal menjdai alat bagi atau bisa juga dikatakan untuk berpikir ihwal segala mahluk ciptaan Tuhan, salah satunya penciptaan diri kita-kita itu sendiri. Dengan akal, kita-kita mampu berpikir ihwal baik serta tidak baik, entah itu bagi atau bisa juga dikatakan untuk kepentingan dirinya sendiri maupun kepentingan orang lain ataupun lingkungannya. Dan yang dengannya akal juga kita-kita mampu memilih mana yng paling baik menurutnya.
Manusia dilahirkan yang dengannya membawa naluri fitrah dari Tuhan, akan akan tetapi seiring perkembangannya, fitrah yang telah di sebutkan mampu terpengaruh oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
Dalam perjalanan hidupnya, jiwa serta akal kita-kita mempunyai kemauan yng berubah-ubah. Maksudnya, fitrah yng sudah ditetapkan oleh Allah disaat kita-kita dilahirkan ke dunia yng fana ini mampu goyah ataupun terkdang dikalahkan oleh nafsu serta godaan setan yng seringkali membuat kita-kita melanggar perintah Allah serta malahan melakukan apa yng dilarang oleh-Nya.
Berbagai faktor eksternal yng memberi pengaruh fitrah kita-kita menjadikannya mempunyai keseringan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berganti sesuai yang dengannya pengaruh yang telah di sebutkan. Dengan kata lain, fitrah dalam diri kita-kita itu tak bersifat netral terhadap aneka macam pengaruh eksternal. Dalam proses perkembangannya, terlaksana interaksi yng saling memberi pengaruh antara fitrah kita-kita yang dengannya lingkungan menjdai faktor eksternal.
Allah menjadikan dalam diri setiap kita-kita mempunyai fitrah bagi atau bisa juga dikatakan untuk beragama Tauhid. Apabila ada kita-kita yng beragama, namun bukan agama Tauhid, maka dalam hal ini sudah terlaksana ketidakwajaran ataupun semisal yng diuraikan di atas tadi bahwasanya orang yang telah di sebutkan lebih cenderung sejalan yang dengannya faktor lingkungan yng mempengaruhinya bagi atau bisa juga dikatakan untuk beragama tak sesuai yang dengannya fitrah Tuhan yng sudah ditetapkan untuk-nya.
Konsep fitrah dalam Islam merupakan mempercayai bahwasanya secara alamiah kita-kita itu positif (baik), baik dalam hal jasmaniyah maupun ruhaniah. Berkembang ataupun tidaknya fitrah kita-kita bergantung pada dua faktor, yakni bisnis kita-kita itu sendiri serta hidayah dari Allah SWT. Iman kepada Allah adalah fitrah yng terdapat dalam jiwa kita-kita. Fitrah ini Perlu dikembangkan serta diaktualisasikan agar kita-kita menjadi Insan Kamil. Sebagaimana yng disebutkan oleh M. Natsir bahwasanya pengembangan fitrah kita-kita adalah satu dari sekian banyaknya tugas yng diemban oleh Nabi Muhammad SAW.
Daftar Rujukan
• Achmadi. 2008. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
• Basri, Hasan. 2010. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 2. Bandung: Pustaka Setia
• Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia
• M. Arifin. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
• Ahmad Tafsir. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Temprint
• Abd. Aziz. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras Ahmad Mujib Sabtu, 05 Maret 2016 Pendidikan

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/03/konsep-fitrah-manusia-dalam-islam.html

Seputar Konsep Fitrah Manusia dalam Islam

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Konsep Fitrah Manusia dalam Islam