Ilmu Kalam : Pengertian, Objek Kajian, dan Aliran-aliran di dalamnya

- 08.00

Ilmu Kalam : Pengertian, Objek Kajian, dan Aliran-aliran di dalamnya

 
Pengertian dan Objek Kajian Ilmu Kalam
Dalam catatan sejarah islam, dimulai pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib hingga saat ini, tidak sedikit bermunculan firqah ataupun golongan yng berbeda dan malah bertentangan satu percis lain dalam konsep teologi yng menimbulkan perdebatan berkepanjangan. Hal ini adalah bukti kebenaran Rasulullah SAW. yng menyatakan bahwasanya umat islam akan terpecah menjadi 73 golongan, di mana cuma ada satu golongan yng akan selamat. Ilmu Kalam merupakan ilmu yng berbicara wacana aspek-aspek ketuhanan ataupun teologi dan aneka macam perdebatan dalam islam yang dengannya dasar-dasar aqliyah (rasional) maupun naqliyah. Menurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam merupakan ilmu yng berisi alasan-alasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman yang dengannya mempergunakan dalil fikiran (logika) dan pun berisi wacana bantahan-bantahan terhadap orang-orang yng memiliki kepercayaan menyimpang dari Al-Quran dan sunnah.
Objek kajian ilmu kalam merupakan ketuhanan dan segala sesuatu yng berkaitan dengan-Nya. Di samping mempergunakan dalil-dalil logika, pun mempergunakan dalil-dalil naqliyah yng bersumber dari Al-Quran dan hadis. Ilmu kalam merupakan ilmu yng di dalamnya dibahas wacana keyakinan-keyakinan dalam agama yng dipertahankan melalui argumen-argumen rasional. Kebenaran dalam ilmu kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada Al-Quran dan hadis.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwasanya ilmu kalam merupakan satu dari sekian banyaknya disiplin ilmu yng mengkaji wacana Tuhan dan segala yng berkaitan dengan-Nya, semisal Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya, ketetapan-Nya, dan lain sebagainya. Tujuan ilmu kalam melakukan interpretasi, penguatan, dan pembuktian kebenaran kalam Tuhan didasari dukungan akal menjdai interpreter bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggali pesan-pesan Tuhan. Pendekatan yng dipakai merupakan pendekatan filosofis. Karena melibatkan intervensi akal, maka produk kebenaran yng diperoleh oleh ilmu kalam pun bersifat relatif.
Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam
Dalam ruang lingkup pemaparan ilmu kalam, ada aliran-aliran yng lazim dikenal yang dengannya sirkulasi teologi islam. Apa saja aliran-aliran dalam ilmu kalam itu? Berikut pembahasannya.
Secara historis, disaat khalifah Al-Ma’mun berkuasa, setidaknya sudah ada enam golongan ataupun firqoh dalam internal umat islam di mana secara formal orang-orang dijauhkan oleh perbedaan dalam konsep teologi (ketuhanan/ketauhidan/akidah). Enam golongan itu merupakan Khawarij, Murji’ah, Syi’ah, Jabariyah, Qadariyah, dan Mu’tazilah.
Khawarij adalah golongan yng mempunyai pendapat bahwasanya orang yng melakukan dosa besar dalam pandang-an islam merupakan kafir. Selain itu, orang-orang memusuhi Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah, dan pun Amru bin ‘Ash. Murji’ah merupakan golongan yng lebih moderat dalam memandang orang yng melakukan dosa besar. Syi’ah merupakan golongan yng terlalu fanatik kepada khalifah Ali bin Abi Thalib sampai-sampai orang-orang mengingkari keberadaan khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Jabariyah merupakan golongan yng meyakini bahwasanya segala sesuatu yng terlaksana mutlak kehendak Allah. Qadariyah merupakan kebalikan dari Jabariyah, sedangkan Mu’tazilah merupakan golongan yng mengedepankan superioritas akal daripada wahyu.
Aliran Khawarij
Aliran Khawarij muncul disaat terjadinya perang Shiffin, yakni perang yng terlaksana antara Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang dengannya Ali bin Abi Thalib di tebinng sungai Furat yng kini terdapat atau terletak di negara Syiria (Syam) pada 1 Shafar tahun 37 hijriyah.
Orang-orang yng berada dalam golongan ini berasal dari para pengikut Ali bin Abi Thalib yng meninggalkan barisan perang lantaran tak menyetujui sikap ataupun keputusan sayyidina Ali yng mendapatkan Tahkim/arbitrase menjdai jalan keluar guna menyelesaikan konflik wacana khalifah yang dengannya Muawiyah bin Abu Sufyan. Tokoh golongan ini di antaranya merupakan Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, Urwah bin Hudair, dan Mustarid bin sa’ad.
Aliran Murjiah
Murjiah berasal dari kata arja-a yng berguna mengharap. Karena keterlaluan berharap, orang-orang tak segan melakukan apa saja. Hal itu penyebabnya yaitu orang-orang memiliki harapan terlalu besar bagi atau bisa juga dikatakan untuk diampuni dan dimaafkan. Kaum Murjiah merupakan kaum yng beriktikad (berkeyakinan) bahwasanya dosa besar tak masalah kalau disertai iman. Jadi, seseorang tak butuh bertaubat lantaran berbuat dosa besar. Menurut orang-orang, asalkan orang itu beriman, kelak imannya itu bisa mengikis ataupun kebal terhadap dosa. Mereka menyepelekan dosa besar, lantaran dosa besar dianggap tak ada dampaknya terhadap iman seseorang.
Menurut kaum Murjiah, taat dan ibadah tak terlalu penting. Yang penting merupakan iman, lapang dada, dan cinta kepada Allah dan Rasul. Tanpa ibadah dan taat pun, kalau ia lapang dada dan yakin dan cinta kepada Allah dan rasulnya, seseorang akan masuk surga.
Iblis pendapat dari orang-orang Amat arif terhadap Allah. Kalau cuma sekedar maksiat dan tak mau menaati perintah Allah, ia tak akan dilaknat. Ia menjadi kafir oleh karena takaburnya, bukan lantaran maksiatnya. Ia sebetulnya mukmin, cuma tak lapang dada dan tak ada mahabbahnya kepada Allah ia menjadi takabur.
Kaum murjiah tak mengakui bahwasanya iman bercabang-cabang semisal yng diyakini oleh kaum Ahlussunnah wal jama’ah, yakni lebih dari 70 cabang, semisal yng disabdakan rasulullah.
"Iman lebih dari tujuh puluh cabang dan malu adalah satu cabang daripada iman." (HR. Bukhari-Muslim)
Aliran ini terang Amat rawan, lantaran membuka pintu selebar-lebarnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbuat dosa. Menyebabkan seseorang menunda-nunda dan mengulur-ulurkan waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk beramal, lantaran pendapat dari orang-orang yng penting telah niat, soal amal perbuatan belakangan. Akibatnya, orang tak segan-segannya melakukan dosa besar lantaran bagaimanapun besarnya, kalau masih beriman, tak akan mendapatkan siksaan.
Aliran Murjiah ini sebetulnya muncul menjdai respon ataupun reaksi atas faham Khawarij yng mengkafirkan orang yng berdosa besar. Golongan Murjiah’ah menangguhkan penilaian orang-orang terhadap orang-orang yng terlibat dalam peristiwa tahkim dalam perang Shiffin. Hal ini lantaran orang-orang meyakini bahwasanya cuma Tuhan lah yng mengetahui keadaan iman seseorang.
Aliran Syi’ah
Istilah Syi’ah bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertama kalinya ditujukan kepada para pengikut Ali bin Abi thalib (Syi’ah Ali). Syi’ah adalah golongan yng Amat fanatik kepada keturunan Nabi Muhammad SAW. ataupun yng dikenal yang dengannya sebutan ahlul bait.
Munculnya kelompok ini bersamaan disaat Kahlifah Ali bin Abi Thalib tidak sedikit memperoleh tekanan dari Mu’awiyah. Karena begitu fanatiknya kepada Khalifah Ali, sampai-sampai orang-orang mengingkari keberadaan khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
Aliran Qadariyah
Aliran Qadariyah merupakan sirkulasi yng lebih mendahulukan akal dan pikiran daripada prinsip-prinsip yng berasal dari Al-Quran dan sunnah. Al-Quran dan sunnah orang-orang tafsirkan didasari logika orang-orang sendiri. Aliran ini pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-Juhaini dan temannya Ghailan al-Dimsiqy pada tahun 70 hijriyah. Menurut Ghailan, kita-kita berkuasa atas perbuatannya; kita-kita merdeka dalam tingkah lakunya.
Aliran ini mempunyai tidak sedikit persamaan yang dengannya sirkulasi Mu’tazilah, menjadikan sirkulasi ini Suka disebut sealiran yang dengannya Mu’tazilah. Di antara doktrin pokok sirkulasi Qadariyah ini merupakan orang yng melakukan dosa besar tidaklah kafir, akan tetapi tak juga mukmin, namun fasik dan konsekuensinya akan masuk neraka selamanya.
Bagi orang-orang, Allah tak menciptakan amal perbuatan kita-kita, melainkan kita-kita sendiri yng menciptakannya dan lantaran itulah maka kita-kita akan mendapatkan pembalasan surga atas segala amal baik, dan mendapatkan balasan siksa neraka atas segala amal tidak baik. Dalam pandang-an orang-orang, Allah itu Esa, dalam arti bahwasanya Allah tak mempunyai sifat-sifat azali, semisal ilmu, hayat, percis’, dan sifat-sifat Allah yng lain-lainnya. Akal kita-kita mampu mengetahui mana yng baik dan mana yng tidak baik, walaupun semisalnya Allah tak menurunkan agama.
Aliran Jabariyah
Aliran Jabariyah muncul sekitar tahun 70 hijriyah, hampir bersamaan yang dengannya munculnya sirkulasi Qadariyah. Aliran ini pertama kali diperkenalkan oleh Ja’d bin Dirham yng lantas disebarluaskan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan.
Munculnya sirkulasi ini mampu dikatakan menjdai respon atas munculnya sirkulasi Qadariyah. Daerah kelahirannya pun berdekatan. Qadariyah muncul di Irak, sedangkan Jabariyah muncul di Khurasan. Di antara doktrin sirkulasi ini merupakan kita-kita tak mempunyai kemampuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbuat (qudrat) dan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memilih (iradat). Semua gerak dan perilaku kita-kita di dunia ini ditentukan oleh Allah dan kelak dipertanggungjawabkan di akhirat.
Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah Suka disebut menjdai sirkulasi rasionalis. Aliran ini berpandangan bahwasanya orang yng berbuat dosa besar ditempatkan pada posisi “netral” yakni posisi antara kafir dan mukmin ataupun tak kafir namun pun tak mukmin. Posisi ini disebut menjdai al-manzilah bain al-manzilatain. Tokoh sirkulasi ini di antaranya adalah Washil bin Atha’, Abu Huzail al-Allaf, Al-Nazzam, dan Al-Jubba’i.
Referensi:
  1. Tgk. H.Z.A. Syihab, Akidah Ahlus Sunnah versi salaf-khalaf dan posisi asya'irah di antara keduanya.
  2. Muchsin, Materi Pelatihan Da’i dan Da’iyah Muda oleh PC. LDNU Ponorogo.
Ahmad Mujib Senin, 21 November 2016 Keislaman

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/11/ilmu-kalam-pengertian-objek-kajian-dan-aliran.html

Seputar Ilmu Kalam : Pengertian, Objek Kajian, dan Aliran-aliran di dalamnya

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Ilmu Kalam : Pengertian, Objek Kajian, dan Aliran-aliran di dalamnya