Menanamkan Kesalehan Sosial pada Peserta Didik

- 13.04

Menanamkan Kesalehan Sosial pada Peserta Didik

 
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Kedermawanan adalah pohon yang kokoh di surga. Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang dermawan. Kebakhilan adalah pohon Neraka. Tidak akan masuk Neraka kecuali karena kebakhilannya.”
Pohon Neraka, sebagaimana dalam hadits di atas, tak seharusnya tumbuh subur dalam diri setiap insan, khususnya orang-orang yng mempunyai harta yng berlimpah ataupun para elit ekonomi. Apalagi para pejabat di daerah yng memahami kondisi riil penderitaan masyarakat. Apabila pohon neraka ini hingga tumbuh subur menguasai elit kekuasaan, maka berapa pun banyaknya anggaran (keuangan) daerah tak akan mempu membebaskan masyarakat dari penderitaan, apalagi memanusiakan serta menyejahterakannya, lantaran orang-orang cenderung lebih menempatkan keuangan daerah sebatas bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperkaya diri, kroni, serta partainya, ataupun cuma dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menopang kegiatan-kegiatan yng jauh dari kebutuhan riil masyarakat.
Akan Amat baik andaikan dalam konteks pendidikan, guru mampu mengedukasi anak didiknya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menebang pohon neraka ini serta melibatkan anak didik yang dengannya aktifitas-aktifitas simpel yng adalah bentuk dari pembebasan ataupun peringanan kesulitan yng dihadapi masyarakat. Hal semacam ini Amat penting lantaran aktivitas pembebasan kesulitan sesama adalah wujud kesalehan sosial kemanusiaan yng berharga tinggi bukan cuma di mata kita-kita, akan tetapi pun dalam pandang-an Tuhan.

Upaya sekolah melibatkan anak didiknya dalam membantu saudara-saudaranya yng tertimpa bencana ataupun di kenai musibah, bisa dikategorikan menjdai upaya mendidik orang-orang agar mempunyai kemuliaan dalam mengonstruksi serta membumikan akhlak kemanusiaannya. Upaya demikian akan menjadi makin baik, andaikan diteruskan yang dengannya cara menjadikan kegiatan pengabdian ini menjdai bagian dari gerakan moral pemberdayaan terhadap masyarakat yng kehilangan keberdayaan.
Dalam sebuah hadits dikisahkan ada seseorang memperoleh kebahagiaan di akhirat lantaran seekor anjing. Dia memberikan air bagi atau bisa juga dikatakan untuk anjing yng sedang kehausan serta sekarat, lantaran tidak memperoleh air selama berhari-hari. Sementara dalam kisah lain diungkapkan, ada seorang wanita akan memperoleh kehinaan di hari akhir lantaran dia membiarkan kucing peliharaannya tak diberi makan serta minum. Kucing itu menemui ajalnya lantaran kelaparan.
Dari dua kisah ini Islam menekankan betapa pentingnya rasa peka ataupun sensitif terhadap hal-hal yng baik serta positif, baik di lakukan terhadap sesama kita, binatang, maupun alam. Jika kita telusuri, sebenarnya yang dengannya sikap yng peka akan mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan, begitu pun sebaliknya, disaat hati seseorang tak gampang trenyuh yang dengannya kondisi yng ada di sekitarnya, dia akan memperoleh kehinaan dari sikapnya yng tidak lebih sensitif serta apatis itu.
Rasa peka terhadap binatang saja diapresiasi ole Allah SWT, apalagi kepekaan kita kepada sesama kita-kita. Tentu saja, apa yng kita lakukan akan menjadi sebuah ladang amal yng mendapatkan apresiasi setimpal dari Allah SWT. Oleh lantaran itu, andaikan kita hayati, nilai sebuah kebaikan yng kita lakukan kepada siapa saja serta pada apa saja, dan dalam bentuk apa saja, tetap akan menjadi kebaikan.
Daftar Pustaka
Bashori Muchsin dkk., Pendidikan Islam Humanistik: Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak (Bandung: Refika Aditama, 2010), 157-158. Ahmad Mujib Senin, 07 Maret 2016 Pendidikan

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/03/menanamkan-kesalehan-sosial-pada-peserta-didik.html

Seputar Menanamkan Kesalehan Sosial pada Peserta Didik

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Menanamkan Kesalehan Sosial pada Peserta Didik