5 Pilar Pendidikan Menurut UNESCO

- 02.00

5 Pilar Pendidikan Menurut UNESCO

 
UNESCO menyarankan 5 Pilar Pendidikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dijadikan menjdai prinsip dalam proses pelaksanaan pembelajaran. UNESCO adalah sebuah organisasi yng berada di bawah naungan PBB yng berdiri 14 November 1946 serta secara khusus menangani aneka macam permasalahan pada bagian pendidikan sekalian ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Berikut penjelasan simpel dari 5 pilar pendidikan yang telah di sebutkan:
1. Learning to Know
Learning to know dalam bahasa Indonsia berguna Belajar untu tahu. Yang dimaksud tahu bukan “tahu” saudaranya tempe, namun tahu yng bermakna mengerti ataupun mengetahui. Learning to know mampu dimaknai bahwasanya belajar adalah proses perjalanan dari tak tahu menjadi tahu. Dengan materi ataupun berita yng kamu dapatkan, kamu menjadi tahu wacana hal yng sebelumnya tak kamu ketahui.
Lebih dari itu, Learning to Know tak cuma proses belajar agar kamu mengetahui serta mempunyai berita yng kamu simpen di memory ingatan otak saja, akan tetapi kamu pun memahami makna dibalik informasi-informasi (baca: materi ajar) yang telah di sebutkan.
Anda tak cuma mengetahui apa yng seharusnya diketahui, namun pun secara sadar mengetahui bagaimana cara mengetahui apa yng seharusnya kamu ketahui yang telah di sebutkan.
Dengan learning to know, kemampuan menangkap kesempatan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan pendekatan ilmiah diharapkan mampu berkembang yng tak cuma melalui logika empirisme semata, akan tetapi pun mengaitkannya yang dengannya nilai-nilai spiritual.

2. Learning to do
Learning to do merupakan konsekuensi dari learning to know. Setelah kamu tahu tidak sedikit berita serta tidak sedikit teori, apa yng akan kamu lakukan yang dengannya seluruh itu? Apakah akan kamu biarkan saja menggunung dalam otak kamu? Tentu saja tak. Anda Perlu berbuat, menghasilkan sebuah karya yang dengannya bekal keterampilan tertentu yng secara teoritis telah kamu dapatkan melalui proses learning to know. Intinya, learning to do ini berkaitan yang dengannya keterampilan kerja sekalian terus berpikir kreatif mengembangkan konsep-konsep serta teori-teori yng mendasarinya.
3. Learning to be
Larning to be secara implisit bermakna bahwasanya kamu Perlu mampu menjadi diri kamu sendiri di tengah ke hidup-an kamu yng tak lepas dari ketergantungan serta kerja percis yang dengannya kita-kita lain-lainnya. Anda Perlu menjadi kita-kita yng memegang teguh prinsip serta nilai yng sudah kamu pilih bagi atau bisa juga dikatakan untuk diri kamu sendiri. Dengan begitu, kamu tak akan hanyut serta terombang-ambing diterpa ombak globalisasi.
4. Learning to live together
Learning to live together ini mengajarkan kamu serta seluruh orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup bermasyarakat serta menjadi kita-kita berpendidikan yng berguna baik bagi diri sendiri serta masyarakatnya maupun bagi seluruh umat kita-kita.
Proses interaksi yng kamu lakukan dalam bermasyarakat baik antar individu dalam masyarakat ataupun dalam kelompok-kelompok tertentu yng ada dalam masyarakat, akan memberikan kamu sebuah pemahaman wacana pluralitas. Dari situ kamu akan belajar toleransi serta menghargai setiap perbedaan di setiap sisi ke hidup-an. Karena dalam hidup ini, keanekaragaman serta perbedaan adalah sebuah keniscayaan.
5. Learning how to learn
Kesuksesan mampu diraiah andaikan kamu tak pernah berhenti bagi atau bisa juga dikatakan untuk belajar. Learning how to learn mengajarkan konsep Long life education. Bahwa belajar merupakan bagian dari proses panjang ke hidup-an kita-kita hingga ajal menjemputnya.
Ketika kamu sudah lulus dari sekolah ataupun perguruan tinggi, bukan berguna proses belajar kamu sudah selesai. Selama kamu masih diberi waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidup, kamu Perlu terus belajar serta belajar.
Masyarakat menjadi tempat kamu belajar sepanjang hayat. Dalam hidup bermasyarakat, kamu tentu akan menemui macam-macam permasalahan yng lebih kompleks. Permasalahan-permasalahan yang telah di sebutkan menghendaki aneka macam seni manajemen kreatif, inovatif, efektif, dan efisien menjdai solusinya. Anda Perlu menjadi kita-kita yng peka, kritis, serta analisis dalam membaca aneka macam kejadian yng terlaksana di masyarakat.
Itulah 5 pilar pendidikan versi UNESCO yng mampu kamu jadikan prinsip dalam proses pembelajaran. Anda mampu mengembangkan masing-masing pilar yang dengannya membaca aneka macam rujukan yng lain. Bisa dikorelasikan serta dikontekstualisasikan yang dengannya teori-teori pendidikan baik pendidikan umum ataupun pendidikan islam yng didasari pada Al-Quran serta sunnah Nabi Muhammad SAW. Ahmad Mujib Minggu, 06 Maret 2016 Pendidikan

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/03/5-pilar-pendidikan-menurut-unesco.html

Seputar 5 Pilar Pendidikan Menurut UNESCO

Advertisement
 

Cari Artikel Selain 5 Pilar Pendidikan Menurut UNESCO