Tips Membangun Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah

- 08.08

Tips Membangun Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah

 
Dalam islam, kebahagiaan keluarga/keluarga tak ditentukan oleh banyaknya materi ataupun tingginya jabatan. Akan namun diukur dari sebarapa besar serta kuat keimanan serta ketaqwaan seseorang terhadap agamanya. Pernikahan adalah ikatan yng kuat antara dua insan kita-kita. Tidak cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk jangka waktu yng sifatnya sementara, akan tetapi selamanya hingga ajal memisahkan. Kebahagiaan keluarga dalam islam diistilahkan yang dengannya sakinah mawaddah wa rahmah. Inilah puncak tujuan dalam sebuah pernikahan, yng tak cuma berorientasi pada kebahagiaan duniawi, namun pun kebahagiaan ukhrawi.
Apa arti Sakinah Mawaddah Warahmah?
Sudah kita pahami bersama, bahwasanya yng dimau-kan dari pernikahan merupakan adanya kebahagiaan (sa'adah). Padahal, pendapat dari tesis al-Ghazali, "Tidak ada kebahagiaan tanpa ketenangan". Sementara itu, ketenangan/ketentraman (sakinah) ini mampu terwujud manakala dalam keluarga terdapat support Mawaddah serta Rahmah secara berimbang.
Mawaddah pengertiannya "cinta kasih", sedangkan Rahmah merupakan "belas kasih". Rasa cinta muncul seringkali dipersepsikan cuma didorong oleh ego syahwat kita-kita yng diistilahkan yang dengannya "mahabbah thabi'iyyah" (cinta alami-manusiawi); cinta lantaran faktor kelebihan dari pasangan. Padahal ada pun cinta yng dilatar belakangi pertimbangan akal, diistilahkan yang dengannya "mahabbah 'aqliyah" (cinta rasional); belas-kasih lantaran faktor kekurangan serta kelemahan dari pasangan.
Pada mulanya, era masih berstatus pengantin baru (just married), yng muncul merupakan "mahabbah thabi'iyyah". Karenanya, mawaddah (cinta-kasih) seringkali lebih secara umum dikuasai serta tidak lebih berimbang. Namun, era pernikahan telah berlangsung lama malah mungkin telah beranak-cucu, kerapkali "mahabbah thabi'iyyah" mulai surut. Dalam kondisi ini dia "mahabbah 'aqliyah" mulai muncul yng berdampak sifat "Rahmah"-nya lebih secara umum dikuasai dibanding sifat "Mawaddah"-nya.
Tidak adanya keseimbangan antara mawaddah serta rahmah, seringkali berdampak negatif bagi keluarga, malah terkadang mampu menghilangkan ketentraman dalam keluarga, kecemburuan yng berlebihan, serta lunturnya rasa saling percaya (trust) antara suami-isteri. Oleh karenya, "Mawaddah" seharusnya menjadi sumber inspirasi yng mampu menumbuhkan bibit-bibit "Rahmah". Demikian pun sebaliknya, "Rahmah" mestinya pun menjadi inspirasi bagi yng bisa menumbuhkan "Mawaddah". Keduanya bagaikan dua sisi mata uang, mampu dibedakan akan tetapi tidak mampu dijauhkan.
Dengan support sifat Mawaddah serta Rahmah secara seimbang ini dia, kerukunan, keharmonisan, saling menghargai serta memahami posisi dan potensi masing-masing menjadikan ketenangan serta kebahagiaan yng menjadi tujuan puncak (ultimate goal/aqsha al-ghayah) dari suatu pernikahan bisa terealisasi.
Tuntunan mencari Jodoh dalam Islam
Cita-cita bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangun keluarga yng sakinah mawaddag serta rahmah Perlu dimulai sejak dalam proses memilih calon pasangan. Sebagai calon suami, seorang pria Perlu memilih calon istri yng baik. Begitu juga sebaliknya, menjdai calon ibu serta istri, seorang wanita Perlu memilih suami yng baik juga. Suami-istri yng baik, merupakan pendidik yng baik bagi anak-anaknya. Keduanya adalah pendidik pertama serta utama bagi anaknya. Namun pada kenyataannya, mencari jodoh tak semudah yng kita hayalkan. Ada hal-hal tertentu yng Perlu benar-benar kita pertimbangkan matang-matang bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari penyesalan di lantas hari.
Ketika dua insan sudah terikat dalam sebuah pernikahan, orang-orang akan menjadi ayah serta ibu bagi atau bisa juga dikatakan untuk anak-anaknya. Mereka mempunyai peran yng paling besar bagi pembentukan kepribadian serta pendidikan anak-anaknya melalui lingkungan keluarga. Kedua orangtua bagaikan tongkat yng menjadi tempat tumbuhan merambat. Apabila tongkat itu lurus, maka lurus juga tumbuhan yang telah di sebutkan. Bila tongkat itu bengkok, maka bengkok juga tumbuhan yang telah di sebutkan. Jika tumbuhan itu tumbuh besar dalam keadaan bengkok, maka sulit bagi atau bisa juga dikatakan untuk kembali meluruskannya. Oleh lantaran itu, memilih pasangan yng baik adalah sebuah keniscayaan bagi lahirnya generasi-generasi yng mempunyai kualitas.
Pertanyaan yng muncul lantas merupakan, semisal apa kriteria pasangan yng baik itu? Dalam hal ini, Rasulullah SAW sudah memberikan kita kriteria umum wacana pasangan yng baik.
“Wanita dinikahi karena empat kriteria: 1. Karena hartanya, 2. Karena nasabnya, 3. Karena kecantikannya, 4. Karena baik agamanya. Beruntunglah kamu yang memilih wanita karena baik agamanya; dengan demikian kamu akan bahagia.” (Muttafaqun ‘alaih)
Di antara empat alasan dinikahinya seorang wanita sebagaimana yang telah di sebutkan di atas, yng menjadi jaminan kebahagiaan merupakan kriteria yng keempat, yakni baik agamanya. Bila kita menikahi wanita lantaran memprioritaskan kebaikan agamanya, tiga kriteria selain itu merupakan bonus buat kita. Ketika kebaikan agama sudah berada dalam genggaman, maka kecantikan, nasab, serta banyaknya harta akan menjadi sarana pelengkap mencapai maupun meraih kebaikan, keselamatan, serta kebahagiaan hidup di dunia hingga akhirat.
Bagaimana yang dengannya kriteria seorang calon suami? Sama saja. sebagaimana hal di atas, kebaikan agama lah yng Perlu diprioritaskan. Tak ada kita-kita yng menginginkan sesuatu yng tidak baik bagi dirinya, khususnya wacana pasangan hidup. Walaupun tidak sedikit juga orang yng lebih memprioritaskan selain kebaikan agama, dia tetap ingin yng paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk dirinya. Mereka mengira bahwasanya apa yng orang-orang pilih merupakan yng paling baik baginya.
Mengapa jodoh tidak kunjung datang?
Banyak yng bilang kalau sebenernya jodoh kita itu merupakan cerminan dari diri kita sendiri. Artinya, kita itu mau jodoh yng semisal apa, yng bagaimana, ya kita tengok diri kita sendiri dulu, kira-kira pantas nggak yang dengannya kualitas diri kita yng semisal ini mengharapkan jodoh yng kualitasnya berada di atas kita. Seriap orang, pasti menginginkan jodoh yng paling baik bagi dirinya. Namun tak seluruh orang berusaha memantaskan diri bagi jodoh paling baik itu sendiri. Ada hal-hal tertentu yng mampu memicu jodoh kita tidak kunjung datang. Sebab jodoh memanglah sesuatu yng mampu diikhtiarkan. Nah, yang akan di sajikan kali ini ada 7 hal yng mampu menjauhkan dirimu dari memperoleh jodoh paling baik. Apa saja?

1. Sering membuat status-status yng negatif ataupun tak pantas di sosial media.
Sekarang jamannya udah canggih, apa saja yng kita rasakan serta kita pikirkan mampu kita ungkapkan kepada tidak sedikit orang dalam lingkup wilayah yng Amat luas cuma mempostingnya di sosial media. Namun anda pun butuh hati-hati, karena orang lain umumnya akan menilai karakter serta kepribadianmu lewat status yng anda tulis. Kalau yng anda tulis itu hal-hal yng negatif serta tak penting, maka orang-orang pun tak akan berpikir panjang bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan stigma negatif percis anda.
Salah satu ciri kedewasaan seseorang dalam aspek psikologis kestabilan emosi. Marah adalah satu dari sekian banyaknya bentuk emosi yng jarang orang mampu mengendalikannya. Kalau anda masih Suka marah-marah serta lost kontrol, ya tak menutup mungkin jodoh paling baik itu jadi takut ngedeket percis anda. Baca Panduan Lengkap Mengendalikan Emosi Marah Sesuai Tuntunan Islam
3. Masih Suka bermaksiat
Hal ini memanglah bawaan setiap kita-kita, kecuali para Nabi serta kekasihNya. Logikanya, apakah pantas diri kita yng masih sulit meninggalkan rutinitas kemaksiatan berharap jodoh paling baik yng senantiasa melindungi kesucian jiwa serta raganya? Tata Cara Melakukan Taubat Nasuha Kepada Allah
4. Masih susah move on
Terkadang kita masih terjebak dalam kenangan masa lalu. Mungkin kita pernah merangkai kisah cinta yang dengannya seseorang di masa lalu, namun akhirnya Perlu putus di tengah jalan. Padahal kita telah Amat yakin bahwasanya dia merupakan jodoh paling baik buat kita. Sementara seiring berjalannya waktu, si dia sudah menemukan jodohnya yng mana itu bukan kita. Sedangkan kita masih susah move on yang dengannya sibuk mencari alternatif yng percis semisal dia.
5. Sering bergaul yang dengannya komunitas ataupun orang yng tak baik akhlaknya
Walaupun anda bukan bagian dari orang-orang, namun anda akan ikut menelan stigma negatif yng mampu saja itu menjauhkan para orang tua Perlu berpikir dua kali mengizinkan anaknya menikah denganmu.
6. Suka mengekspos foto/video mesra yang dengannya lawan jenis di sosial media
Selain merusak citra baikmu sendiri, hal itu pun mematikan pasaranmu. Kenapa? Tentu orang lain akan berpikir bahwasanya anda telah punya pasangan. Padahal sebetulnya dia cuma orang yng anda ajak buat happy-happy aja.
7. Malas ibadah, jarang sedekah
Kemalasan kita dalam beribadah kepadanya, tentu sebanding yang dengannya fasilitas yng akan kita dapatkan dariNya. Kalau mau jodoh yng paling baik, ya jalankan perintah bagi atau bisa juga dikatakan untuk ibadah kepadaNya yang dengannya sebaik-baiknya.
Berdasarkan uraian di atas, bisa kita ketahui bahwasanya sakinah mawaddah warahmah adalah kunci kebahagiaan dalam keluarga. Dalam rangka mendapatkan hal yang telah di sebutkan, maka seseorang Perlu berpedoman pada tuntunan islam dalam proses mencari jodoh. Sebab cuma yang dengannya pondasi agama yng kuatlah kebahagiaan keluarga bisa dicapai. Selain itu, seseorang Perlu meninggalkan kebiasaan-kebiasaan negatif yng tak pantas bagi dirinya agar Allah memberikan jodoh paling baik. Ahmad Mujib Minggu, 04 Desember 2016 Inspiratif

Source Article and Picture : http://wikipendidikan.blogspot.com/2016/12/keluarga-sakinah.html

Seputar Tips Membangun Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Tips Membangun Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah